Mohon tunggu...
Geby Panjaitan
Geby Panjaitan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa

Menulis adalah hoby saya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Harapanku Hampir Usai"

14 Juni 2023   13:49 Diperbarui: 14 Juni 2023   13:55 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Apriani seorang gadis berusia 18 tahun, aku dikenal sebagai gadis yang pintar, ambisius dan rendah hati. Disuatu kantin yang sangat ramai,  Aku memesan minuman iced drink beng-beng. "pak iced drink beng-beng seperti biasa ya"!
Sambil menunggu pengumuman siswa eligible. Saat itu aku tidak terpilih menjadi siswi eligible di sekolah. Aku sedikit kecewa. Namun, tidak jadi masalah karena ini masih langkah awal. SBMPTN adalah cara keduaku untuk menggapai PTN impianku. Aku selalu berusaha belajar keras dan bekerja keras. Aku mengulang materi-materi dari SMP dan SMAku.

Hari yang paling aku tunggu, UTBK tiba. Aku excited banget untuk menghadapi utbk tersebut. Ditengah keramaian suasana utbk membuat aku semakin percaya diri untuk lolos PTN di jalur ini. Aku sangat berharap lolos di jalur ini. Namun kali ini juga tidak sesuai dengan ekspektasi. Lagi dan lagi aku gagal. Aku takut dan kecewa. UTBK gagal dan aku tidak mampu ambil jalur mandiri.,
 STAN adalah sekolah kedinasan impianku Aku mencoba sekolah ini karena ada sudah ada ikatan kerjanya. 

Ketika memasuki ruang ujian perasaanku sungguh gak karuan. Aku sangat tremor melihat kekanan dan kekiri karena pengawasan nya sungguh ketat dan dilengkapi kamera saat ujian. Setelah sebulan-dua bulan menunggu, hasilnya mengecewakan. Aku sangat terpukul. "Kenapa semua yang aku coba selalu gagal, ya Tuhan..ucapku sambil mengeluarkan air mata". "Sebodoh itukah diriku?.


Di tahun yang sama ada pembukaan CPNS bagi freshgraduate lulusan SMA. Aku mendaftar dan sudah melengkapi semua berkas. Biaya untuk masuk CPNS juga lumayan besar karena aku harus membuat sim A dan B. Sayangnya, sebelum tes aku sudah gagal diluan. Aku lupa jadwal ujianku, saat itu aku benar-benar sedih dan putus asa. Orangtuaku juga sudah merasa capek melihat diriku yang sibuk dengan pendidikanku. Sebenarnya mereka sudah menyarankan tidak melanjutkan pendidikan. "Lebih baik kamu berangkat dan kerja di Malaysia", ucap orangtuaku". Mendengar ucapan mereka hatiku tersontak seakan-akan mereka capek dengan keadaanku bukan mendukungku. Aku semakin terpukul dan tidak ada yang perlu diharapkan lagi.


Aku memutuskan untuk gapyear. Disaat aku memutuskan untuk gapyear, orangtuaku sangat tidak setuju." Lebih bagus kau kerja di Malaysia, ucap mama". Kata-kata itu selalu tersontak dipikiranku membuatku semakin down. Aku meyakinkan orangtuaku untuk tahun depan aku bisa kuliah di PTN impianku. Selama satu tahun gapyear, aku selalu berusaha keras belajar sampai lupa waktu. Aku tetap mengikuti rangkaian UTBK, tibalah saatnya pengumuman SBMPTN. Waktu itu aku menunggu-nunggu waktunya. Aku tidak sabar dengan hasilnya nanti. 

Saat pukul 15.00 WIB, seperti biasa server error. Satu setengah jam berlalu menunggu pengumuman akhirnya aku bisa membuka pengumuman itu. saat itu hanya ada aku dan adik aku dirumah. Orangtuaku berada disawah. Setelah pengumuman bisa dibuka, lagi-lagi aku gagal dan tidak diterima di universitas manapun. Aku langsung histeris nangis membuat adikku kaget. "Kenapa kau? Katanya". Aku gak bisa berkata-kata. Dia paham ketika melihat kalimat " Tetap semangat dan coba lagi ditahun depan, dilayar laptopku". Aku menangis dan mengurung diri dikamar. Dengan keadaan mata bengkak, kepala sakit, dan hidung tersumbat. Tidak lama orangtuaku pulang dari ladang dengan tidak sabar menunggu kabar dariku. Bagaimana hasil pengumumannya? tanya mamaku". Aku langsung menangis histeris dan memeluk mamaku.

 Dengan lembut mamaku mengelus kepalaku dan mengusap air mata yang berceceran dipipiku. Aku tahu bahwa orangtuaku pasti kecewa.
Orangtuaku memanggilku. Melihat keadaanku seperti orang yang putus asa,mamaku mengatakan "Masih banyak sekolah lain yang bisa dicoba, kalau apa swasta aja. "Swasta juga gak kalah bagus kok", kata mereka. Tidak lama setelah itu aku merasa tubuhku mulai melemah dan tidak berdaya. Tubuhku mulai mengurus akibat banyak pikiran. Sakit kepala, batuk hingga batuk darah dan sesak napas itu yang sering kualami pada saat itu. " kenapa mukamu pucat-pucat, kata mamak". Sampai pada akhirnya aku diduga memiliki penyakit dalam yang cukup memprihatinkan. 

Aku memiliki dua penyakit dalam sekaligus dan itu harus rontgen dan USG. Orangtuaku shock atas hal ini. Benar adanya aku harus menjalankan proses penyembuhan selama setahun. Aku harus mengonsumsi banyak obat, menjaga pola makan dan hidup yang sehat. Keluargaku sangat takut dan cemas melihat kondisiku yang sangat lemah. 

Mereka menangis melihat keadaanku yang tidak bisa apa-apa. Ditambah lagi keuangan keluarga semakin krisis akibat pengobatan umum yang harus aku jalankan. Banyak sekali cobaan yang menghampiri keluargaku. Disitu harapanku hampir usai. Ketika dirumah sakit, ibuku memberikan sepatah dua kata "gak nyangka mamak sakitmu ini"
Saat memasuki ruang rontgen, aku kaget dan belum pernah melakukan ini sama sekali.
"dek tolong buka pakaian dalammu"
"harus dibuka ya buk?"
"iyalah biar nampak gambarnya"
" sebenarnya apa penyakit anak saya, dok". Ucap mamak.
" pneumonia, atau sering disebut radang paru". Mamaku tersontak dan cemas. "Lalu bagaimana itu dok?" apakah itu bisa disembuhkan?
"Bisa, namun dia harus rutin minum obat sampai satu tahun dan menjaga pola makan serta terapkan pudding setiap hari".
"tapi dok, sakit yang dialami dia bukan hanya itu. Dia seringkali buang air kecil namun sedikit-sedikit".
"kalau begitu kalian pergi ke dokter penyakit dalam dan minta USG" dokter mengarahkan kami.


Banyak sekali pasien yang menunggu diruang tunggu dengan wajah dan tubuh yang lemas. Faktanya mereka yang menunggu adalah orangtua dan lansia semua. Tidak ada anak muda seperti aku apalagi gadis berusia 19 tahun. Aku sedikit malu. Lalu kataku" mak, misalnya ada bertanya siapa yang sakit bilang aja mamak mau kontrol ulang. Disela-sela menunggu, aku selalu keluar masuk kamar mandi. Mungkin ada 10 kali aku bolak-balik ke kamar mandi sampai orangtua yang duduk disamping kami heran dan bertanya-tanya. Mamaku cerita semuanya dan orangtua itu sangat menaruh kasihan padaku. Dia menyemangati aku. Sontak aku menangis dan sambil bertanya, "mak, bisanya sembuh inikan?" melihat aku menangis mamak aku juga menangis tapi dia menahannya. Linangan air matanya bercucuran, aku lirik dari ujung mataku. Ibuku memberi saputangan nya padaku. Katanya " udah ah, ngapain kau nangis malu dilihat orang, usap air matamu, nah! "Kalau diobati sembuhnya itu"
Giliran namaku dipanggil. Aku dan mama masuk keruangan dokter tersebut. 

Dokter menanyakan apa saja keluhanku. Aku langsung bilang apa saja yang terjadi dalam diriku. Dokter tersebut menangkap dan langsung menyuruhku naik kekamar rumah sakit. Dokter melakukan USG. Saat di USG aku merasa tidak nyaman. Lagi dan lagi darah keluar dari mulutku, padahal USG nya belum usai. Darah yang bergumpal dimulutku aku masukkan lagi dalam perut. Dokter menjelaskan sakitku dan memberikanku resep obat.
Setelah selesai, aku bergegas ke kamar mandi ternyata darah yang ada dalam mulutku cukup banyak. Setelah pulang dari rumah sakit, kami terlebih menebus obat-obatan yang banyak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun