Mohon tunggu...
Gabriella Gebby
Gabriella Gebby Mohon Tunggu... -

Komunikasi Strategis 2015 - Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Review Materi Komlingkes, "The Tragedy of the Commons"

3 Desember 2017   00:14 Diperbarui: 3 Desember 2017   21:55 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tragedy merupakan peristiwa yang menyedihkan dan commons bermakna "umum" atau hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama. Dalam artikel Garret Hardin dijelaskan bahwa the tragedy of the commons membahas bagaimana kondisi keadaan alam yang semakin lama akan mengalami kerusakan yang disebabkan oleh meningkatnya tingkat pertumbuhan penduduk. 

Dengan semakin banyaknya populasi manusia di dunia maka penggunaan energi akan bertambah. Masing-masing manusia memiliki kepentingan terutama terkait dengan pemenuhan kebutuhan maka dari itu muncul ketidakbahagiaan karena manusia memiliki rasa egois dan keserahakan untuk menguasai alam.

Artikel ini memberikan contoh peristiwa dari the tragedy of the commons yakni penggembala domba yang akan terus menggembalakan doma dan menambah jumlah domba di padang rumput yang bukan hanya milik penggembala domba tersebut, akan tetapi menjadi milik bagi umum yakni setiap orang memiliki hak atas padang rumput tersebut. 

Dengan terus menambah jumlah domba gembalaan maka keuntungan akan terus bertambah dan mengabaikan hak orang lain. Ada hal yang dilupakan oleh penggembala domba, yakni persediaan rumput terbatas apabila digunakan untuk semua domba dan mungkin akan terancam habis. Selain penggembala domba, nelayan pun yag secara terus-menerus menangkap ikan di laut akan menyebabkan kepunahan disuatu saat bahkan menyebabkan kerusakan bagi ekosistem laut lain.

Dengan semakin banyak populasi manusia, maka akan terjadi degradasi sumber daya alam, yaitu keadaan dimana manusia akan terus melakukan penggunaan sumbe daya alam untuk memenuh kebutuhan yang sebenarnya persediaan alam tidak sebanyak jumlah penduduk yang ada dan smakin berkembang. Masalah kependuddukan juga belum ada solusi secara teknis untuk dapat diselesaikan. 

Berbagai teknologi mulai diciptakan untuk meningkatkan produksi makanan bagi manusia, tetapi hal tersebut belum dapat memuaskan manusia. Untuk membatasi tingkat pertumbuhan penduduk, Hardin memberikan solusi untuk melakukan pembatasan bagi manusia dalam bereproduksi.

Semakin banyak populasi penduduk, maka akan mengakibatkan terjadinya lebih banyak polusi, terutama limbah rumah tangga yang pada setiapnegara akan meingkat setiap tahunnya. Hal ini jelas bahwa polusi sangat merugikan manusia dan harus dikurangi. The tragedy of the commons menimbulkan berbagai ancaman bkan hanya pada lingkungan tapi juga berbagai permasalahan sosial. 

Ada beberapa cara untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari the tragedy of the commons yakni setiap orang memiliki privatisasi sumber daya alam yang dengan demikian tiap orang memiliki batasan hak dan kewajiban dalam menggunakan alam dan pembelakuan pajak dan meningkatkan regulasi yang akan menguntungkan berbagai pihak. Pesan yang dapat diambil dari the tragedy of the commons adalah dunia dan isinya terbatas untuk memenuhi kebutuhan setiap manusia, maka dari itu manusia seharusnya mengetahui batasan dalam melakukan sesuatu dan belajar untuk berbagi.

Hardin, Garrett.  1968. The Tragedy of the Commons. Science. vol 162 p. 1243-1248

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun