Artificial Intelligence atau kerap kita sapa dengan AI ini adalah salah satu karya teknologi berupa kecerdasan buatan yang dibuat oleh manusia. Kecerdasan buatan atau artificial intelligence atau AI adalah program komputer yang dirancang dan dibangun untuk dapat meniru kecerdasan manusia, termasuk kemampuan pengambilan keputusan, logika, dan karakteristik kecerdasan lainnya (Karyadi, 2023).Karya kecerdasan buatan ini dibuat untuk ditambahkan dalam suatu sistem yang bisa diatur dengan konteks kecerdesan entitas ilmiah. Teknologi ini mempunyai karakteristik mampu rasionalisasi dan mengambil tindakan terbaik untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan (Strohm et al., 2020). Seiring berkembangnya zaman kecerdasan buatan atau AI ini mengancam tenaga kerja manusia di berbagai bidang. Semakin bertambahnya tahun AI akan semakin canggih dan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh manusia akan tergantikan oleh teknologi dalam kurun waktu 20 hingga 30 tahun kedepan. Seperti halnya dalam bidang sektor manufaktur, robot berbasis AI mampu berkeja tanpa henti yang pastinya mampu membantu peningkatan efisien produksi, namun bagaimana nasib manusia? Hal inilah yang membuat timbulnya kecemasan beberapa orang terutama para pekerja dalam sektor inndustri.
Selain dalam bidang pekerjaan, kecerdasan buatan ini tidak hanya berpengaruh dalam dunia tenaga kerja saja, melainkan juga berpengaruh dalam bidang pendidikan. Di era globalisasi ini kita pastinya tidak luput dengan yang namanya teknologi, terutama pada anak-anak generasi masa kini atau kerap di sapa Gen-z yang akan selalu berhadapan dengan perkembangan teknologi. Kecerdasan buatan ini memiliki banyak hal yang dapat ditawarkan kepada dunia pendidikan, seperti penyesuaian intruksi hingga meningkatkanya.
 Dengan demikian pula dapat dijelaskan AI sendiri memiliki sisi positif dan negatif. Dalam sisi positif yang pertama seperti sebagai tempat belajar yang dipersonalisikan, kenapa? Karena AI dapat membantu siswa-siswi untuk memberikan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mereka. Kedua, mampu mendorong inovasi dalam pendidikan. Teknologi ini berkemungkinan membantu pengembangan metode pengajaran lebih terasa kreatif dan interaktif, sehingga proses pembelajaran akan lebih menarik dan menyenangkan bagi para pelajar. Ketiga, membanatu menemukan jawaban. Sistem ini dapat membantu para pelajar untuk lebih cepat menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan bahkan AI dapat memberi jawaban yang lebih detail dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Sedangkan di sisi negatif AI yang pertama adalah munculnya rasa ketergantungan berlebih dalam system pembelajaran. Meskipun AI dapat membantu pembelajaran supaya terasa lebih menyenangkan, AI juga berkemungkinan akan menggantikan posisi guru mengingat para pelajar lebih tertarik dengan AI. Kedua, kurangnya kreativitas. Karena para pelajar dapat menemukan cara instan dalam mencari jawaban ini dapat membuat para pelajar menjadi kurang kreatif dalam beberapa bidang. Ketiga, berkurangnya interaksi dengan sesama manusia. Zaman sekarang hampir semua kalangan tidak jauh dengan yang namanya teknologi, bahkan di dunia pendidikan. Dengan meningkatnya teknologi ini interaksi guru dengan para pelajar dapat berkurang. Hal ini dapat mempengaruhi komunikasi antar guru dengan pelajar.
DAFTAR PUSTAKA
Karyadi, B. (2023). Pemanfaatan Kecerdasan Buatan Dalam Mendukung Pembelajaran  Mandiri.  Jurnal Teknologi Pendidikan, 8(2), 253--258. https://doi.org/10.32832/educate.v8i02.14843
Strohm, L., Hehakaya, C., Ranschaert, E. R., Boon, W. P. C., & Moors, E. H. M. (2020). Implementation of artificial intelligence (AI) applications in radiology: hindering and facilitating factors. European Radiology, 30(10), 5525--5532. https://doi.org/10.1007/s00330-020-06946-y
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H