Berhembus semilir angin
membelai dari balik tiang listrik yang berbaris
bawa aroma senja yang telah sepi
Segelas kopi dan segelas teh melati
duduk bertatap
merebut senja yang jatuh sepi
Kau diam,
aku pun ikut menahan,
agar senja dan sepi terus mengalir
Detik-detik berlalu
coba kutangkap getaran yang melintas dari matamu;
Ada yang utuh dari caya senja yang terpantul dari matamu
dan kuberikan padamu
lewat satu kecupan yang turunkan gelap seusai senja
Kau berdiri,
membisik sepenggal kalimat;
"sedalam waras, kita menyatu"_
Malang, 18/9/2017
16:12
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H