Mohon tunggu...
Kaka Geb
Kaka Geb Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Pencinta Kopi, Puisi dan Senja_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Kapan Kau Kembali?

11 Juli 2017   20:51 Diperbarui: 12 Juli 2017   01:30 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
culturedvultures.com

Menunggumu,
adalah menghitung debu di pelupuk mata

Merindukanmu,
adalah luka yang tak kunjung kering

Mengenangmu,
adalah merindukanmu, menunggumu pun masih.
Debu dan luka kan racun membunuh

Satu-satunya cara melupakan,
adalah mencumbu cangkir berisi kopi di setiap ujung senja

Sendiri,
menggapai gerbang malam.
Menantikan dekapan bintang di bentang langit

Sampai kau tak pulang, kan kusertakan saja namamu pada baris terakhir puisiku***

Malang, 11 Juli 2017|16:59

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun