Kita seringkali menemukan film yang diadaptasi dari sebuah cerita novel. Tapi apakah kalian sering menemukan film yang diadaptasi dari sebuah lagu? Yap, Surat Cinta Untuk Starla The Movie merupakan sebuah film yang ceritanya terinspirasi dari sebuah lagu dengan judul yang sama yang merupakan ciptaan Virgoun. Film ini sebenarnya merupakan lanjutan kisah dari web series dengan judul yang sama. Fenomena peristiwa ini dapat kita lihat melalui kacamata konsep ekonomi politik milik Vincent Mosco.Â
Menurut Mosco terdapat tiga proses dalam ekonomi-politik, yaitu komodifikasi, spasialisasi, dan strukturasi. Komodifikasi merupakan suatu proses transformasi nilai guna menjadi nilai tukar sehingga memiliki nilai ekonomis. Pesan yang diproduksi juga tidak lagi berdasar pada nilai guna melainkan nilai tukar. Pesan diubah sedemikian rupa untuk menarik penonton, dan dengan banyaknya penonton yang tertarik akan semkain meningkatkan keuntungan.Â
Spasialisasi adalah suatu proses penyebaran produk yang dilakukan oleh media kepada audiens tanpa terhalang ruang dan waktu dengan memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi. Spasialisasi berkaitan dengan bentuk dan jenis teknologi yang digunakan, jaringan, hingga kecepatan distribusi dengan berbagai cara. Tujuan dari spasialisasi adalah untuk memperluas jangkauan media kepada audiensnya. Strukturasi adalah hubungan sosial antara kelas, gender, jenis kelamin, dan ras.Â
Komodifikasi dalam Film Surat Cinta Untuk Starla dapat kita lihat melalui komodifikasi konten, dimana cerita dari film ini merupakan adaptasi dari sebuah lagu. Lagu dengan judul yang sama ini juga menginspirasi lahirnya sebuah web series dengan judul yang sama. Web series yang memiliki tujuh episode tersebut ternyata mendapat respon yang positif di Youtube dan tiap episodenya memiliki views jutaan penonton. Dengan kesuksesan web series tersebut membuat rumah produksi Screenplay Films tertarik untuk mengadaptasi cerita tersebut menjadi film sebagai sebuah kelanjutan dari kisah Hema dan Starla di web series sebelumnya.Â
Kemudian usaha spasialisasi yang dilakukan dalam film ini yang pertama adalah melakukan meet and greet bersama dengan para pemain film Surat Cinta Untuk Starla, melakukan roadshow ke beberapa kota untuk menyapa para audiens, dan yang terakhir adalah tersedianya film di beberapa layanan streaming seperti Netflix dan Iflix, sehingga jangkauan penonton Surat Cinta Untuk Starla pun semakin luas hingga ke negara luar.Â
Strukturasi yang terdapat dalam film ini ditunjukkan melalui kisah kehidupan Hema dan Starla. Dimana kehidupan yang dilalui oleh Hema dan starla berada dikelas yang berbeda. Starla lahir dari keluarga yang kaya raya sedangkan Hema lahir dari keluarga yang biasa-biasa saja. Perbedaan pun ditunjukkan melalui lingkungan pergaulan mereka. Starla yang memiliki teman-teman yang lebih elit sedangkan Hema memiliki pergaulan yang jauh lebih luas dan bebas dalam artian yang masih positif tentunya.
Itulah proses ekonomi politik yang ada pada Film Surat Cinta Untuk Starla. Terlepas dari hal diatas, film ini merupakan film roman remaja yang cukup worth it untuk kalian tonton, apalagi jika melihat para pemainnya yang cantik dan ganteng. Pokoknya jangan untuk selalu mendukung industri perfilman Indonesia dengan menonton tidak hanya film dari luar tetapi juga dalam negeri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H