Nama : Gea Amanda Putri
NIM : 44523010052
Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB
Dosen : Prof. Dr.Apollo, AK., M.Si.
Program Studi Digital Komunikasi
Universitas Mercu Buana Jakarta
Ki Hadjar Dewantara, juga dikenal sebagai Raden Mas Sosrokartono, adalah seorang tokoh pendidikan yang berperan penting dalam pengembangan pendidikan di Indonesia. Beliau lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta dan meninggal dunia pada 26 April 1959. Ki Hadjar Dewantara adalah pendiri Taman Siswa, sekolah yang mengusung pendekatan pendidikan yang inklusif dan berbasis pada nilai-nilai kehidupan sehari-hari. Menurut Ki Hadjar Dewantara, kata "Taman" menunjukkan tempat yang menyenangkan, terbuka, dan penuh kasih sayang, seperti taman yang indah dan ramah. Kata "Siswa" merujuk pada para pelajar atau murid yang berada di bawah bimbingan guru. Jadi, "Taman Siswa" adalah tempat yang menyenangkan, terbuka, dan ramah untuk belajar dan tumbuh sebagai individu yang berkualitas.Â
Beliau lahir dari keluarga bangsawan di Yogyakarta. Ia telah mengalami sendiri pahitnya kesulitan akses pendidikan semasa hidupnya. Hal ini mengilhami beliau untuk berjuang memperjuangkan hak pendidikan bagi semua orang, terutama anak-anak miskin dan terlantar. Dorongan ini membuatnya mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922, sebuah sekolah yang menyediakan pendidikan yang terjangkau dan relevan bagi semua lapisan masyarakat.
Melalui Taman Siswa, Ki Hadjar Dewantara memperkenalkan beberapa konsep pendidikan yang inovatif. Salah satu konsep utama yang dipromosikan oleh beliau adalah inklusivitas dalam pendidikan. Beliau menekankan pentingnya memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang untuk mendapatkan pendidikan yang layak, tanpa memandang latar belakang maupun status sosial. Taman Siswa memberikan kontribusi yang signifikan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Institusi ini menekankan pendidikan yang bertumpu pada pengembangan potensi individu, penghormatan terhadap keunikan setiap siswa, dan keterampilan praktis yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Ki Hadjar Dewantara, hakikat pendidikan adalah sebagai usaha untuk menginternalisasikan nilai-nilai budaya ke dalam diri anak, sehingga anak menjadi manusia yang utuh baik jiwa dan rohaninya. Ki Hadjar Dewantara juga memperkenalkan metode pendidikan yang revolusioner, termasuk pendidikan berbasis praktik, keterlibatan siswa dalam pengambilan keputusan, dan pembelajaran langsung dari alam dan realitas sosial. Beliau mendorong adanya pendekatan pendidikan yang holistik, yang mencakup pengembangan fisik, intelektual, emosional, dan spiritual siswa. Beliau melihat pendidikan sebagai sarana untuk membantu siswa mengembangkan potensi mereka secara menyeluruh serta tercapainya kemerdekaan dalam pendidikan atau belajar. (Dewantara, K.H. 1922.)
Ada beberapa contoh tindakan yang harus dilakukan untuk tercapainya kemerdekaan belajar:
- Mengembangkan bakat
- Pendidik mengembangkan potensi siswa/mahasiswa/peserta didik
- Siswa/mahasiswa/peserta didik diarahkan sesuai dengan bakatnya
- Siswa/mahasiswa/peserta didik perlu belajar merdeka (memilih sendiri)