Mengacu pada Profil Pelajar Pancasila, Dimensi Gotong Royong merupakan salah satu dimensi penting yang mencerminkan nilai-nilai utama yang diharapkan dari setiap pelajar Indonesia. Dalam konteks pembelajaran berdiferensiasi pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas IVA di SD Muhammadiyah 24 Surakarta dengan materi "Gotong Royong", dimensi ini dapat diimplementasikan dengan cara yang holistik dan inklusif. Peserta didik diajak untuk mengkontruksi pemahaman dan kontekstualisasi mengenai gotong royong dalam berbagai lingkungan, seperti sekolah, rumah, dan masyarakat. Pembelajaran ini tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga pada praktik kolaborasi dan partisipasi aktif yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik.
Pembelajaran berdiferensiasi berarti guru menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan gaya belajar dan kesiapan belajar masing-masing peserta didik untuk memenuhi kebutuhan belajar mereka yang beragam. Dalam konteks ini, pendekatan yang digunakan harus memastikan bahwa setiap peserta didik bisa mencapai pemahaman yang utuh dan tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.Â
Gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik dipertimbangkan dalam merancang aktivitas kelas. Keterampilan abad 21 seperti kolaborasi dan berpikir kritis juga diasah untuk diwujudkan dengan menempatkan peserta didik pada situasi atau kasus nyata yang membutuhkan pemecahan masalah melalui gotong royong.
Dalam pembelajaran, saya sebagai guru membagi peserta didik dengan gaya belajar visual menggunakan infografis/poster, peta konsep, dan video yang menggambarkan prinsip gotong royong. Untuk peserta didik dengan gaya belajar auditori, diskusi kelompok, ceramah interaktif, dan mendengarkan cerita tentang pengalaman gotong royong dapat sangat efektif dengan video pembelajaran.Â
Sedangkan bagi peserta didik dengan gaya belajar kinestetik, kegiatan seperti proyek kolaboratif, bermain peran/drama sederhana, dan simulasi situasi gotong royong dapat lebih menarik dan membantu mereka memahami konsep secara mendalam. Produk akhir dari kegiatan ini bisa berupa presentasi, poster, video, lagu, drama, atau laporan tertulis yang menggambarkan pemahaman mereka tentang gotong royong dan bagaimana nilai ini bisa diterapkan di berbagai aspek kehidupan mereka.