Mohon tunggu...
Gde Jaya Usadha
Gde Jaya Usadha Mohon Tunggu... -

Paraplegia(di kursi roda) sejak tahun 1976 yang tidak pernah berhenti memperjuangkan perbaikan kehidupan para penyandang cacat di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Blogshop

Nasib Penyandang Cacat di Indonesia

19 November 2009   07:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:16 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Latihan Menulis Peserta Blogshop Tuna Daksa: Selang 30 tahun berlalu, nasib penyandang cacat masih belum baik juga. Pada tahun 1976, karena kecelakkan kendaraan bermotor roda dua, saya masuk rumah sakit RS fatmawati. Pada saat itu Rehabilitasi baru berdiri atas bantuan pemerintah Australia melalui Gubernur DKI, Bapak Ali Sadikin. RC Fatmawati didirikan pada tahun 1975 dan arsitekturnya bergaya Australia. Ruang 'Spinal Ward Injury" dibuat begitu luas dengan tempat tidur yang didatangkan dari Australia juga. Royal perth Hospital dibawah pimpinan Ahli Ortopedi Dr. Bedrook menjadi pemrakarsa utama dari pendirian RC di RS Fatmwati. Ruangan untuk Cedera Tulang Punggung sangat cukup luas, bersih, dan nyaman. Ruangan ini sepenuhnya aksesibel untuk kursi roda mulai dari tempat tidur, kamar mandi, WC, Gimnasium, kolam renang dan bengkel metal dan perkayuan. Ketika dirawat di ruangan tersebut perawatannya sangat prima bagai perawatan di ruang VIP. padahal ruang tersebut terdiri dari lebih dari 10 pasien. Untuk menghindari dikubitus, setiap 2 jam para perawat dgn sabarnya merubah posisi pasien. Setiap 2 jam pula para pasien diharuskan minum air segelas setelah dilakukan 'ekpres', pengosongan kantong kemih. Inilah sekelumit perawatan yang dilaksanakan di RC RS Fatmwati. Sebagian besar pasien yang dirujuk dari luar masuk ke ruang ini dgn luka dikubitus yang parah termasuk saya. begitu parahnya luka dikubitus itu, saya terpaksa melaksanakan operasi plastik sebanyak 2 kali. Inilah musuh utama dari paraplegia jika tidak mendapatkan perawatan yang benar. Banyak paraplegia yang meninggal disebabkan oleh dikubitus. Dikubitus jika tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan kematian. Herannya 30 tahun kemudian perawatan terhadap penyandang cacat tidak mengalamai perbaikan. Masih banyak pasien yang masuk RC RS Fatmawati yang saat ini bernama Gedung Prof Soelarto membawa luka dikubitus yang sangat parah. Ada yang harus dirawat 2 bulan bahkan sampai 6 bulan sekalipun. Benar-benar mencengangkan. Seharusnya dikubitus sudah bisa dihindari dengan penyuluhan dan perawatan dini yang cepat. Penyuluhan tentang dikubitus masih sangat minim karena alasan tidak adanya dana. Paradigma pelayanan kesehatan untuk Paraplegia dan Tetra pelgi masih bersifat kuratif. Padahal jika penyuluhan dilakukan dengan baik maka dikubitus akan dapat dihindari sehingga menghindari biaya perawatan yang tinggi dapat dihindari. Bayangkan dirawat di rumah sakit selama 4 bulan lebih. Betapa bosannya pasien yang mengalama masalah dikubitus. Selain penyuluhan yang benar dikubitus di negara maju dihindari dengan menggunakan jok khusus untuk kursi roda. Jok ini dikenal dengan nama : Dry Flotation Cushion (Jok kursi roda yang bergelembung Udara). Jok Roho untuk sudah terbukti dapat menghindari dikubitus di seluruh dunia. Sebagai seorang paraplegia, sya telah membuktikannya. Sebelum menggunakan jok ini saya sering mendapatkan luka di bagian pantat karena terlalu lama duduk. Tetapi setelah menggunakan jok Roho luka sedikitpun hampir tidak pernah terjadi. Sudah 4 kali ganti, setiap 5 tahun. Satu hal kelemahaanya adalah Jok ini sangat mahal. Harganya 400 dollar amerika yang berarti 4 juta rupiah. tidak banyak yang mampu membeli jok Roho walau terjamin anti dikubitus. Beberapa saat yang lalu karena Hak Paten Jok Roho ini dibebaskan sesuai UU Hak paten di Amerika (Hak Paten hanya berlaku 15 tahun) maka perusahaan jok di Taiwan telah membeli kembali dan memproduksi jok semacam Roho. harga jok buatan Taiwan ini 50% dibawah jok Roho. Nanum sayang jok ini memiliki kekuatan sangat rendah yakni 2 tahun maksimum. Jok buatan Taiwan ini telah saya coba dan memang mutunya jauh dibawah Roho. Mengingat manfaat jok Roho ini, saya mencoba mencari kembali informasi tentang keberadaan jok ini. Rupanya harga tidak berubah dan masih sama yakni 400 dollar amerika. Ternyata banyak pihak yang menjual jok Roho saat ini dan tidak perlu membeli langsung dari Pabriknya di Amerika Serikat.

Bagi para penyandang cacat di kursi roda yang sering mengalami dikubitus sebaiknya mempertimbangkan untuk menggunakan jok ini walau mahal.

Mohon tunggu...

Lihat Blogshop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun