Kebutuhan terhadap listrik untuk segala jenis penggunaan, baik dalam lingkup perumahan, perkantoran, perdagangan jasa, dan lain-lain, dewasa ini terus meningkat. Melihat kebutuhan yang terus meningkat tadi, membuat pengelola pemerintahan melakukan inisiasi untuk menambah pemasokan kebutuhan listrik. Berbagai macam jenis pembangkit listrik, mulai dari pembangkit listrik tidak terbaurukan, sampai pembangkit listrik berdasarkan energi terbarukan, giat dilakukan pembangunannya, sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan pemasokan kebutuhan listrik. Beberapa dari pembangkit pemasok listrik yang beberapa tahun belakangan ini giat dilakukan pengadaannya adalah pembangkit listrik tenaga batu bara. (Sumber gambar : nationalgeographic.grid.id/)
Pada dasarnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batu Bara ini merupakan salah satu dari berbagai jenis Pembangkit Listrik Tenaga Bahan Bakar Fosil. Apa sih Listrik Tenaga Bahan Bakar Fosil itu? Pembangkit Listrik Tenaga Bahan Bakar Fosil adalah pembangkit listrik yang membakar bahan bakar fosil seperti batubara, gas alam, atau minyak bumi untuk memproduksi listrik. Berbagai manfaat listrik dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batu Bara ini, diantaranya adalah menghidupi kebutuhan perkotaan mulai dari permukiman warga dan juga perdagangan jasa, hingga kebutuhan akomodasi seperti transportasi listrik. Namun dibalik kebermanfaatanya tersebut, ternyata Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batu Bara ini memiliki segudang dampak akibat pembangunannuya. Apa saja dampak yang ditimbulkan? Berikut diantaranya :
- Gasifikasi yang terjadi di lingkungan luar : Terdapat teknis pengoperasian mesin gasifikasi yang rumit jika dibandingkan dengan generator berbahan bakar solar (diesel). Diperlukan ketekunan dalam pengoperasian mesin gasifikasi, karena setiap 2 jam sekali harus mengisi ulang sekam. Faktor ini yang pada akhirnya menimbulkan keengganan bagi operator untuk mengoperasikan mesin. Selain itu, Terganggunya aliran air dari sungai untuk proses pendinginan mesin
- Dampak lingkungan : Salah satu dampak terbesar yang akan terasa dalam pemanfaatan energi adalah dampak lingkungan. Meningkatkan kemampuannya pembangkit listrik, biasanya penyimpanan menggunakan baterai pada solar PV. Limbah baterai yang sudah tidak terpakai berpotensi untuk menjadi pencemaran limbah B3. Oleh karena itu, perlu dilakukan bersamaan untuk mendaur ulang baterai.
- Sisi lain pengadaan pembangkit listrik : Potensi saat ini tidak bisa langsung dan dimanfaatkan secara maksimal tanpa inovasi teknologi, sehingga diperlukan kemampuan teknologi pembuatan bahan bakar (terutama bahan bakar cair).
Dengan adanya berbagai dampak yang timbul akibat pengadaan atau pembangunan Pembangkit Listrik  Tenaga Uap Batu Bara, maka perlunya juga identifikasi dampak tersebut yang dianalisis untuk meminimalisir dampak negatif yang kemudian konversikan menjadi dampak positif. Identifikasi analisis dampak tersebut, sering disebut sebagai internalisasi eksternalitas. Lalu seperti apa identifikasi analisis dampak atau internalisasi eksternalitas dari Pembangkit Listrik  Tenaga Uap Batu Bara tersebut? Berikut ulasannya berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya :
- Internalisasi Eksternalitas PLTU di Indonesia oleh Greenpeace4 : Phase-out serta meningkatkan pemantauan terhadap PLTU batubara yang sudah ada: Dalam hal ini, Perencana harus mengembangkan roadmap dengan target yang jelas untuk mempromosikan peralihan cepat dari dominansi batubara ke energi terbarukan. Penting untuk dilakukan pemantauan yang transparan dan mudah diakses masyarakat terkait emisi dari PLTU batubara, termasuk kemudahan untuk diakses masyarakat lokal, memperkuat penegakan hukum dan menjatuhkan sanksi berat untuk temuan pelanggaran emisi PLTU batubara.
- Â Internalisasi PLTU Suralaya : Penerapan internalisasi biaya eksternal dalam pengembangan energi, dapat dilakukan dengan pendekatan kebijakan pembatasan emisi melalui penerapan teknologi bersih dan pendekatan kebijakan fiskal. Dalam pendekatan teknologi, kerusakan lingkungan dan biaya eksternalnya dapat dikurangi dengan kewajiban menggunakan teknologi pembangkit listrik yang menghasilkan tingkat emisi rendah serta membangun instalasi pengolah limbah. Cara kedua melalui pendekatan kebijakan fiskal misalnya dengan menerapkan pajak polusi yang mampu menurunkan emisi tetapi tanpa harus mengurangi produktifitas usaha.
- The Internalization of External Cost of CHP Plants in Croatia : Pemerintah memiliki kebijakan pajak karbon (carbon tax). Pajak ini dibebankan kepada investorenergi dengan tarif tetap dengan nilai sebesar AUD 23 untuk setiap ton karbon yang dihasilkan. Pajakkarbon yang dikenakan di Australia pun lebih mahal dibandingkan pajak karbon di Eropa. Mahalnya
Nah, dengan Kita mengetahui berbagai hal terkait Pembangkit Listrik  Tenaga Uap Batu Bara, ternyata perlu dan penting sekali adanya identifikasi analisis dampak atau internalisasi eksternalitas dari Pembangkit Listrik  Tenaga Uap Batu Bara itu. Hal ini perlu dilakukan sebagai bentuk perhatian terhadap efek yang muncul akibat pembangunan. Maka bisa disimpulkan, meskipun banyak sekali manfaat yang diberikan, Pembangkit Listrik  Tenaga Uap Batu Bara pun harus juga dianalisis dampaknya. Jadi, apa ada Pembangkit Listrik  Tenaga Uap Batu Bara ditempatmu? Dan apa sudah dianalisis dampaknya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H