Mohon tunggu...
B. B. Cahyono
B. B. Cahyono Mohon Tunggu... -

Praktisi teknologi biogas skala komunitas + rumah tangga. Tertarik dengan pengembangan dan penerapan teknologi terbarukan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kau Begitu Dekat Tapi Ku Jauh

2 Agustus 2010   01:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:23 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam setiap tarikan nafasku

Detak jantungku

Dan denyut nadiku

Ada dirimu

 

Dalam setiap khayalku

Imajinasiku

Ide dan kreasiku

Ada dirimu

 

Dalam setiap hasrat jiwaku

Dan gejolak hatiku

Ada dirimu

 

Kujalani hidupku dengan marahku

Kujalani hidupku dengan spion hatiku

Bahwa yang lalu aku telah terluka

Marahku

Dendamku pada masa laluku

Telah membuatku tidak bisa melepas spion hidupku

Kujalani langkahku tanpa bisa fokus menatap jalanku

 

Aku tahu kau selalu ada untukku

Tapi tidak mau kurasakan kau selalu ada untukku

 

Aku telah begitu marah

Dendam membakar hatiku




 

Kubunuh dia tujuh kali tujuh puluh kalipun gak akan puas menebus amarahku

Tapi mampukah aku membunuh?

Yang jelas ku tak bisa dan berani melakukannya

Logikaku bilang bahwa itu sia-sia

Tidak ada gunanya

Malah bikin repot semua

 

Kau begitu dekat tapi ku jauh

 

Setiap deru nafasku

Ada amarahku

Dan setiap itu pula

Kau selalu katakan

“Aku ada lho buatmu

Kalau kamu perlu”

 

Amarahku begitu besar

Seperti lautan

Merah seperti darah

Tak terbatas

Tak berbalas

Jauh

Dalam

Tapi hampa

 

Kucoba lupakan itu semua

Kularikan dalam kerjaku, karyaku

Tapi tetap selalu ada

Amarahku padanya

 

Akankah kuhidup selalu begini?

Dengan spion yang selalu melihat masa itu?

Dan tidak bisa melihat cerah di depanku?


Ohhhhhhhhhh……….

Aku begitu dahaga akan kedekatan itu

Aku begitu marah karena dia tinggalkanku

Setelah semua hasrat, jiwa dan gairahku

Ternyata hanya berbalas segelas racun menusuk hatiku

 

Dan dalam setiap deru hatiku

Hasrat jiwaku begitu mencintainya

Kau ada di situ

 

Kau begitu dekat tapi ku jauh

 

Argh…………

Hendak kemana kulepas semua ini

Di manakah bisa kutemukan pintu maaf itu

Yang bisa bukan hanya melupakannya

Tapi memaafkannya

 

Menerima tusukan itu

Dengan segala lapang dadaku

Bahwa memang aku harus tertusuk pisau itu

 

Gak mati sih

(meskipun waktu itu seakan akan semua sudah mati bagiku

tapi ku takut mati

takut gak selamat hidup dunia akhirat

akhirnya aku milih gak mati)

Tapi sakitnya terus ada di sini

Dan selalu ada di sini

 




Arghhhhhhhhhh……….

Walau kutemukan pintu maaf itu

Akankah kurela melewatinya

Dan bertekuk lutut di dalam kerahimanMu?


Dalam setiap detak jantungku

Dan denyut nadiku

Hembus nafasku

Sebenarnya Kau selalu ada

Untukku

Tuk bilang

“Aku sayang padamu

Lewatilah pintu maafmu

Dan berbaringlah dalam kerahimanKu

Agar hatimu tenang selalu”

 

 

Tuhan, I miss U :x

Aku rindu dipeluk Kamu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun