Mohon tunggu...
Gideon Budiyanto
Gideon Budiyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Manusia pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tetanggaku dan Drama Parkir Mobil

19 Oktober 2022   15:45 Diperbarui: 19 Oktober 2022   15:51 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Parkir mobil sembarangan memang sudah menjadi masalah menahun yang sulit untuk dicari jalan keluarnya khususnya di dalam area perumahan yang memiliki akses jalan tidak terlalu besar tetapi jumlah kendaraan, dalam hal ini mobil, melebihi kapasitas garasi yang ada akibat dari satu rumah memiliki beberapa buah mobil sehingga menyebabkan mobil yang tidak bisa disimpan di garasi mau tidak mau diparkir di jalan.

Kalau memang mobil tersebut di parkir di depan rumah yang bersangkutan tentu tidak akan menjadi masalah namun biasanya mobil-mobil tersebut di parkir mengambil jalan di dekat rumah orang lain sehingga menyebabkan aktivitas keluar masuk kendaraan di dalam rumah itu menjadi terganggu.

Ini yang kami alami beberapa waktu yang lalu.

Sejak pindah ke rumah yang letaknya di dalam sebuah komplek yang tidak terlalu besar beberapa tahun yang lalu, kami cukup terkejut dengan mobil tetangga di seberang rumah yang parkir di depan rumah kami meski tidak sampai menutup akses keluar masuk kendaraan yang kami punya tetapi kami cukup terganggu karena susah sekali untuk memarkirkan mobil kami yang berjumlah dua buah yang seharusnya kami parkir satu mobil di garasi dan satu lagi di depan rumah di tempat mobil tetangga yang parkir tadi.

Sang Tetangga juga memiliki lebih dari satu mobil dan, sama seperti kami, mereka memarkir satu mobil di dalam rumah dan satunya lagi di luar.

Memang sebenarnya hal ini salah karena seharusnya akses jalan umum tidak diperbolehkan untuk menjadi tempat parkir kendaraan tetapi apa mau dikata, semua orang melakukannya.

Kami akhirnya membicarakan permasalahan ini dengan Pak RT yang berjanji akan segera menindak lanjuti.

Akhirnya, mobil Sang Tetangga pun diparkir agak mundur meski tetap di lokasi yang sama tetapi buat kami tidak masalah asalkan mobil kami juga memiliki tempat cukup untuk parkir.

Suatu ketika, kami sekeluarga berlibur tanpa membawa kendaraan sehingga kedua mobil kami parkir seperti biasa. Satu di garasi dan satu di depan rumah.

Sepulang dari liburan, Sang Tetangga di seberang rumah melayangkan protes kepada kami karena mobil yang kami parkir di depan rumah itu membuat dia kerepotan untuk memasukkan dan mengeluarkan mobilnya.

Kami akui bahwa saat itu parkir di seberang persis di depan pintu gerbang rumahnya. Waktu itu kami pikir bahwa ini tidak menjadi masalah, ternyata kami salah.

Kami pun meminta maaf dan sejak saat itu saat akan memarkirkan mobil di luar, kami tidak lagi parkir di seberang pintu gerbang Sang Tetangga tersebut.

Hal ini berlangsung cukup lama. Aman dan terkendali.

Sampai suatu hari kejadian yang sama terulang kembali.

Sang Tetangga memarkir mobilnya, meski hanya sebentar, mengambil lokasi di mana biasa kami memarkirkan mobil kami di luar.

Kami segera meminta Sang Tetangga yang kebetulan sedang berada di halaman rumahnya untuk memundurkan sedikit posisi parkir mobilnya supaya cukup buat mobil kami untuk parkir.

Permintaan itu segera dilakukan oleh Sang Tetangga.

Tapi kami menjadi cukup kesal dengan kejadian yang sama terus berulang seperti tidak pernah ada akhirnya.

Akhirnya kami memutuskan untuk membongkar trotoar di depan rumah dan dijadikan tempat parkir mobil sehingga tidak sampai mengambil akses jalan umum.

Sejak saat itu, tidak ada lagi yang memarkirkan mobilnya di depan rumah kami.

Kami lega, drama parkir mobil ini akhirnya usai.

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun