Kami akui bahwa saat itu parkir di seberang persis di depan pintu gerbang rumahnya. Waktu itu kami pikir bahwa ini tidak menjadi masalah, ternyata kami salah.
Kami pun meminta maaf dan sejak saat itu saat akan memarkirkan mobil di luar, kami tidak lagi parkir di seberang pintu gerbang Sang Tetangga tersebut.
Hal ini berlangsung cukup lama. Aman dan terkendali.
Sampai suatu hari kejadian yang sama terulang kembali.
Sang Tetangga memarkir mobilnya, meski hanya sebentar, mengambil lokasi di mana biasa kami memarkirkan mobil kami di luar.
Kami segera meminta Sang Tetangga yang kebetulan sedang berada di halaman rumahnya untuk memundurkan sedikit posisi parkir mobilnya supaya cukup buat mobil kami untuk parkir.
Permintaan itu segera dilakukan oleh Sang Tetangga.
Tapi kami menjadi cukup kesal dengan kejadian yang sama terus berulang seperti tidak pernah ada akhirnya.
Akhirnya kami memutuskan untuk membongkar trotoar di depan rumah dan dijadikan tempat parkir mobil sehingga tidak sampai mengambil akses jalan umum.
Sejak saat itu, tidak ada lagi yang memarkirkan mobilnya di depan rumah kami.
Kami lega, drama parkir mobil ini akhirnya usai.