Kamar isolasi ini menjadi saksi bisu
Ketika kenyataan manis dan pahit bersatu padu
Dan rengkuhan mimpi mencoba memeluk kalbu
Itu dua puluh lima menit yang lalu.
Orang-orang masih mengucap lirih
Harapan yang sama silih berganti
Menemani perjalanan sampai ke ujung waktu
Itu dua puluh lima menit yang lalu.
Masih dua puluh lima menit yang lalu
Aku berjuang dalam doaku untuk kemenangan ragamu
Berharap Tuhan berkenan melakukan mujizatNya
Atau bisa menatap wajahmu walau semenit saja.
Dua puluh lima menit pun sudah berlalu
Kau memilih pergi dalam diammu
Melepaskan semua beban dari tubuhmu
Juga meninggalkan tangis serta tawamu.
Selamat tinggal kawanku
Nikmatilah duniamu yang baru
Hanya tetaplah ingat dua puluh lima menit itu
Ketika aku berjuang untuk deritamu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI