Penerapan Public Relation Sebagai Salah Satu Upaya Komunikasi yang Baik

Pada perkembangan dalam masyarakat, manusia yang satu dengan manusia lainya yang memiliki hubungan semakin jauh, itu disebabkan oleh hubungan antar manusia menimbulkan nilai-nilai baru yang mengakibatkan pada perubahan pada sektor politik, ekonomi, sosial dan budaya (Artis, 2011). Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan membuat praktisi PR tidak ingin kehilangan kesempatan yang ada, maka penggunaan Digital PR dimanfaatkan sebaik mungkin. Hal ini dilakukan untuk terus meningkatkan citra perusahaan dan juga meningkatkan penjualan (Syafaat & Wahyudin, 2020). Di era digital, para public relations tidak lagi menekankan pada pengolahan pesan dan manajemen hubungan, tetapi pada praktik mengawasi komunitas online sebagai sumber daya. Hal ini telah menciptakan deskripsi pekerjaan baru dalam praktik kehumasan, termasuk strategi media sosial, manajemen komunitas online, dan manajemen pemeliharaan digital (Girsang, 2020). Salah satu hasil teknologi dan komunikasi atau pun informasi yang luar biasa saat ini adalah internet. Internet telah membuat dunia tak lagi berjarak, kehadirannya mengubah cara konsumen atau pelanggan memanfaatkan media. Kondisi ini membuka pemahaman baru bagi kalangan bisnis dan praktisi Public Relations (PR) untuk menemukan kembali cara mengelola dan memelihara reputasi melalui pendekatan yang dinamakan sebagai Cyber Public Relations (Susanto et al., 2019).

Public relation (PR) adalah pekerjaan yang mengutamakan komunikasi dari berbagai jenis lisan maupun tulisan. Kegiatan humas pada hakikatnya adalah kegiatan berkomunikasi dengan berbagai macam simbol komunikasi, verbal maupun nonverbal. Selain kemampuan berkomunikasi /publik speaking yang harus dimiliki oleh publik Relation, seorang publik relationjuga harus memiliki kepercayaan diri dalam menjalani tugasnya dan Kepercayaan diri merupakan sesuatu hal yang harus dipersiapkan dalam diri Seseorang, Karena kepercayaan diri merupakan modal dasar bagi keberhasilan Seseorang di segala bidang (Triana et al., 2022). Organisasi, baik itu kecil, sedang, besar pada dasarnya akan selalu membutuhkan sentuhan komunikasi aktif guna menumbuhkan partisipasi publik dalam pengembangan operasional perusahaan (Supada, 2020). Bagian atau lembaga di dalam perusahaan yang seringkali ditugaskan untuk mengelola aktivitas komunikasi tersebut adalah bagian public relations (Ishak, 2012). Seorang praktisi Public Relations harus memiliki pemikiran kreatif agar perusahaan tetap mempertahankan citra yang baik melalui berbagai inovasi yang dihadirkan (Effendi et al., 2024). Namun suatu Perusahaan, Organisasi dan individu harus siap untuk menerima umpan balik, menjawab pertanyaan, dan mengatasi kekhawatiran atau kritik dari public. Salah satu strategi yang penting yang dibutuhkan oleh tim PR dalam merespon kritik khalayak publik dengan bijak adalah penerapan sikap tanggap dan cepat dalam merespons atau memberikan klarifikasi permasalahan yang muncul. Bagi tim PR waktu adalah hal yang penting karena respons yang lambat dapat memperburuk situasi. Dalam responsnya, penting juga untuk memberikan klarifikasi yang jelas dan akurat (Toha et al., 2023).

Era saat ini dan mendatang adalah era kolaboratif-partisipatif, sehingga sudah tidak pada tempatnya bagi Public Relation untuk berlindung di balik struktur organisasi yang kaku; melainkan harus benar-benar mampu menjadi sosok institusi yang menjembatani kepentingan public akan informasi yang benar dan mencerdaskan, dengan kepentingan perusahaan atas terbentuknya persepsi dan citra perusahaan melalui pembangunan informasi (information development) yang tersistematisai dengan baik (Susilawati et al., 2022). Sudut pandang ini menunjukkan bagaimana tujuan humas adalah menjalin komunikasi dua arah dengan masyarakat dalam rangka menyebarkan informasi (Salsabila et al., 2024). Dalam pelaksanaannya, public relations yang mendukung tujuan pemasaran disebut dengan Marketing Public Relations (MPR). MPR adalah bentuk publisitas dan aktivitas lainnya untuk membangun citra perusahaan ataupun produk untuk memfasilitasi tujuan pemasaran dari perusahaan tersebut (Almira & Suharyanti, 2014). Sasaran utama kegiaatan public relations adalah publik sebagai calon konsumen produk perusahaan. Aktivitas perusahaan pasti memengaruhi aktivitas public (Kriyantono & Sa'diyah, 2018).

Kemudian peran PR dapat dibedakanmenjadi dua, yakni peran managerial(communication manager role) dan peranteknis (communication tehnicanrole). Ada empat peran utama PR yang mendeskripsikan sebagian besar praktik mereka, yaitu : 1. Tecnicion Communication. 2. Expert Prescriber Communication. 3. Communication Fasilitator. 4. Problem Solving Process Fasilitator (Irawan, 2015). Public relations memegang peran strategis untuk memproduksi dan mendistribusikan informasi ke Masyarakat. Tidak hanya itu, idealanya harus sampai pada tataran mampu menciptakan soliditas dan kohesivitas semua lini. Seiring berkembangnya zaman, public relation dituntut untuk adaptif, kolaboratif dan fleksibel, untuk memenuhi tiga aspek tersebut, public realtions harus menguasai penggunaan new media agar dapat menunjang pekerjaannya (Rosidin & Hamid, 2020).