Tetes demi tetes cinta telah lama ku cari
Sampai gurun berbadai debu
Membuat kering tubuh ringkihku
Kini aliran cinta telah membasuh peluh
Sedari tadi mata buram
kini telah terang memandang dunia
Ketika semangkuk cinta ku teguk
Dahaga lara amblas dihanyut teguk demi teguk
Teruntuk cinta terima kasihku tak bisa dibentuk
Berbeda, meski dibanding rindu didapat si punguk
Tiba-tiba timbul was-was
membuat luka di hati
Suatu ironi sesudah menelan cinta
Atau barangkali aku yang keliru tentang cinta
Rasanya lebih baik menahan dahaga cinta
Daripada menahan bara disulut cinta
Gayo Lues, 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!