Ia berlari ke tengah padang
menunggu awan bertandang.
Inginnya
gumpalan awan memberi teduh
ditengah terik buas memangsa.
Lama Ia menuggu,
ditemani riak daun Ilalang
dicumbui angin yang berlalu.
Akhirnya gumpalan awan datang menyapa,
menudunginya dari atas mega.
Dan gumpalan awan berlari-lari
tidak menunjukkan arah yang pasti.
Hanya sementara memberi teduh
kemudian ditendang angin
ke segala penjuru arah.
Meski sesekali hatinya dihinggapi ragu
namun Ia tak pernah lelah.
Menunggu gumpalan suci,
gumpalan awam yang mau tersulap menjadi hujanuntuknya.
Hingga ditengah cuaca panas,
senantiasa memberi kesejukan abadi.
Tidak lekang oleh waktu,
juga lekas pudar akan cahaya
apalagi hanya sebatas angin berlalu.
Dan Ia masih setia menunggu
walau kemuliaan awan sesaat silih berganti menghampiri.