Aku mengambil kesimpulan dari coba-coba menalar kejadian nahas ini. Mengingat-ingat saat memarkirkan motor. Hingga lupa kuncinya. Dan... ketemu. Aku tidak pernah mengunci setangnya. Karena itu langsung menggedor pintu rumah panggung, agaknya sedikit melabrak.
"Mana kunci motorku?"
Dia yang hendak Salat magrib bergeming.
"Ini bukan kunci motorku," Sambil melempar kunci bodong ke hadapannya.
"Sudah kubilang, jangan lupa kunci."
"Aku tidak lupa. Itu bukan. Juga aku tidak pernah mengunci setang..."
"Jangan sampai lupa kunci."
"Kamu kan menguncinya?"
"Ssst! Jangan sampai lupa kunci."
"Ssst. Ssst. Mana kuncinya? Aku mau pulang. Cepat."
"Pulang saja. Jangan sampai lupa kunci." Ia langsung mengambil ancang-ancang Salat.