Kenapa keluarga kita selalu digerayangi sakit?
Kutipan diatas adalah sebuah pertanyaan kecewa dari Ibu saya ketika sejumlah anggota keluarga saya secara berbarengan jatuh sakit tahun lalu.
Memang benar kata orang-orang, jika satu saja anggota keluarga yang sakit maka seisi rumah yang tertimpa derita. Satu orang keluarga yang sakit anggota keluarga yang lain ikut "lumpuh", sekurang-kurangnya harus ada yang merawat. Itu sebuah kenyataan yang barangkali kita semua pernah alami.
Apalagi seperti yang pernah menimpa keluarga saya, separuh yang sakit. Anda sudah bisa bayangkan seperti apa kekacauannya, bukan?
Selain di daerah saya jasa dukun masih saja eksis. Tentu saja, berobat ke rumah sakit adalah pemulihan utama atau konsultasi ke klinik swasta, sebagai penyembuhan penderita sakit tadi.
Saya kira kita semua setuju, "lebih baik mencegah daripada mengobati", bahkan jika anda tinggal di Kota-kota besar, yang notabene sudah maju peralatan medisnya masih akan kelimpungan, apalagi saya yang tinggal di daerah yang minim fasilitas medis.
Nah sebab itu, saya lebih memilih mengawal agar tetap sehat sebelum yang namanya sakit itu datang. Tapi yang namanya mengawal tentu tidak semudah berniat saja. Harus ada usaha untuk mengamalkannya.
Seperti orang yang mengawal diri tetap kaya, ya, harus dengan usaha tetap rajin berusaha. Begitu pula mengawal agar tetap sehat, minimal harus tau dan mau melakukan agar terhindar dari musabab datangnya sakit.
Lalu, bagaimana mencari cara mengawal sehat, padahal saya tidak dididik pada rumah pendidikan kesehatan?
Kalau zaman dahulu kita memerlukan orang yang sudah memakan "garam" lebih banyak untuk dimintai cara menghindari sakit. Namun kini, kita sudah bisa sendiri mencari informasi yang kita butuhkan---tidak perlu intraksi nyata. Dengan mencari informasi kesehatan dari portal layanan kesehatan secara online, seperti yang disuguhkan guesehat.com.
