"Nenek!" Alif langsung menghambur memeluk yang dirindu. Cucu-bercucu berpelukan hangat.
Rupanya sang Nenek bukan tidak di rumah. Tapi sedang memasak di dapur, bagian belakang. Gedoran pintu dan panggilan Alif yang lumayan keras tidak didengar. Semenjak gigi Nenek sepenuhnya berpamitan, pendengaran Nenek sangat terganggu, harus berteriak keras ke telinga.
"Ayo masuk!" persilakan Nenek dengan senyum manis.
 "Nenek sedang apa?"
Perempuan tua yang sangat bahagia dikunjungi itu tidak menjawab pertanyaan lirih Cucunya. Alif paham.
"NENEK SEDANG APA?"
"Lagi masak siang," jawabnya tersenyum. Alif langsung mengelus perut. Neneknya langsung menariknya ke dapur. Sedang kedua orang tuanya yang menyadari tidak ingat membawa bawaan makanan berpandangan di Kursi ruang tamu.
Di dapur Alif langsung menuju meja. Tapi tidak ada makanan.
"Ini makanannya," tunjuk Nenek pada arah Periuk legam dan Belanga yang bibirnya telah bolong-bolong diatas Tungku.
"Gak ada lauknya, Nek?"
"GAK ADA LAUKNYA, NEK?" tanya alif kencang setelah pertayaan awal tidak dijawab.