Mobil Sedan yang nyaris tidak berderu berhenti di sebuah Gubuk. Alif segera meluncur tak sabaran. Tapi tiba-tiba ia terpaku di depan pintu, setelah mendorong daun pintu tidak terbuka. Ia mengetuk kencang dan memanggil-manggil. Juga tidak ada sahutan.
"Nenek kemana Pa?"
"Tidak tau, kita kan baru sampai."
Ia menoleh ke Ibunya. Jelas ibunya juga bingung. Mereka memutusakan menunggu. Alif terus berceloteh tidak karuan.
"Rumah Nenek kok masih miring ya Pa?"
Sembari menunggu, Alif mulai mengingat-ingat Rumah neneknya tahun lalu.
"Catnya juga masih lusuh ya Ma?"
Tidak ada yang lebih baru, pikirnya.
"Nenek tidak mau menganti Rumahnya. Kata Nenek rumah ini menyimpan kenangan dengan Almarhum Kakek, dan saat-saat membesarkan Bapak," terang Bapaknya.
Alif yang belum paham, memilih diam. Juga Ibunya bergeming. Tapi bukan karena tidak paham, melainkan karena mengingat cemberutnya tahun lalu---saat suaminya hendak berniat merehab Rumah ibunya, dan akhirnya Nenek Alif menolak.
Derit pintu yang terbuka mengagetkan mereka siang itu.