"Hahaha," kompak anak-anak.
"Ah... Kenapa hari Sabtu lama sekali," desisnya yang yang tenggelam dalam suara tertawa teman-temannya.
"Tenang. Tenang." Buk guru ambil alih keadaan sambil terus menyungging senyum.
"Ya, kita harus cinta pada Kakek dan Nenek. Maka kita harus sering-sering berkunjung ya,,,"
***
Hari Kamis pembagian raport. Anak-anak kegirangan datang bersama orang tuanya. Kalau pun ada yang tidak, pasti ada wali dekat yang menemani. Misal, Udin yang datang bersama Kakeknya dan Mira yang selalu juara ditemani Neneknya, ia memang yatim piatu.
Tapi Alif tidak. Ia hanya sendiri, setelah diantar Bapaknya, kemudian tidak bisa menemani karena harus bekerja. Kedua orang tuanya memang sibuk meraup rupiah. Hingga tak ayal kehidupan mereka terbilang mewah. Pagi sebelum berangkat Alif merajuk.
"Kalau sendiri aku males pergi," protesnya.
Ia tidak mau pergi kalau tidak ditemani. Ia malu jika teman-temannya bertanya perihal serupa tahun lalu. Kedua orang tuanya saling tuding untuk bolos kerja.
"Abang gak bisa nemani Alif?"
"Aku kan sudah bilang ada rapat."