Terbilang sudah beberapa kali kepalanya terjatuh menahan kantuk. Terakhir ia lepas kendali. Membuat kepalanya sukses membentur meja. Meski bunyinya lumayan nyaring. Nyaris tidak ada yang peduli, kecuali Udin yang merupakan teman yang menduduki bangku sebelahnya. Udin menggeleng.
"Aaauuuum....." Ia melepaskan uapan yang berbunyi nyaring. Melihat itu Udin menepuk bahu kirinya. Uapan yang senjatinya akan jadi lolongan panjang terhenti.
"Kenapa hari Sabtu lama sekali?"
***
Hari Rabu masih sama. Buk Guru yang dikenal berhati hidup, sering hatinya tersentuh saat mengajar hingga berurai air mata, membawakan pelajaran "Cinta pada keluarga". Karena pada umumnya anak-anak cinta pada keluarga, kecuali Alif semua antusias.
Buk Guru menerangkan Materi yang dalam, tentu sebatas pemahaman anak-anak. Semua terbawa hanyut, seolah sejak itu dalam benak setiap anak akan bertekad lebih cinta pada keluarga. Namun tidak bagi Alif, ia melongo karena sedang mengira-ngira keseruan liburannya nanti.
"Selain kepada Ayah dan Ibu, kita harus mencintai Kakak dan Adik ya," terang Buk guru.
"Siapa lagi yang harus dicintai?" Buk Guru melayangkan pandang ke segala penjuru.
"Kakek dan Nenek, Buk," jawab anak yang diketahui selalu juara.
"Ya, betul. Kakek dan Nenek harus ...."
"Saya liburan nanti ke rumah nenek, Buk," potong Alif yang terjaga dari lamunan setelah mendengar ada kata "Nenek".