Bagi anak seusia Alif, tak ada yang lebih menyenangkan daripada liburan sekolah. Terbebas dari segala rutinitas sekolah dasar begitu didamba. Seperti hal nya Alif, yang akan naik kelas tiga setelah liburan nanti, sudah tak sabar menunggu.
"Kenapa hari sabtu, lambat sekali tiba."
Ditengah ruangan ia melamun, Â dalam kelas tambahan sebelum memasuki liburan. Selain ada kegitan ekstrakurikuler dalam bentuk permainan, sekolahnya juga mengadakan pelajaran tambahan. Hari itu Senin, Buk Gurunya meraung-raung menjelaskan materi pelajaran tentang "cinta pada sesama".
"Alif!" sapa Buk gurunya. Seketika ia tergeragap.
"Ada pertanyaan?" lanjut Gurunya.
"Kenapa hari Sabtu lama sekali, Buk?"
"Hahaha."
Walau pun Buk Guru paling suka menghukum, kali ini Alif tidak menerima. Mungkin sang Guru juga terhibur, dianggap pemanasan sebelum libur datang.
***
Keesokan harinya, masih sama seperti biasa. Ia menjalani pelajaran seolah tidak sedang belajar. Apalagi Pak Guru materi pelajaran "Cinta pada Teman" seakan tidak peduli. Tidak pernah melakukan intraksi dengan anak-anak. Kalimat-kalimatnya dilontarkan pelan.
Alif membayangkan dari mulut Pak Guru berhamburan bunga-bunga liburan. Ia merasa, kata-kata penuh pesan moral itu bak alunan lagu syahdu yang cocok menuntun lamunan, sebelum akhirnya mampu menjatuhkan kepala.