Tahun pertama aku melihat dunia
Senyumku pelipur lara
Penggoda datangnya gembira
Pada pipiku acapkali mendarat cubitan manja
Tahun kedua puluh aku bernafas dan melangkah
Senyumku penggoda datangnya gagah
Sebayaku kadang serba salah
Semua pasti megah
Tahun keempat puluh aku berkelana
Senyumku menjadi reda
Acapkali dianggap tanda ria
Terkadang berat karena derita
Tahun keenam puluh mendekati hijrah
Senyumku pertanda pasrah
Sulit melangkah walau ke meunasah
Cucu yang jahil memanggil bau tanah
Senyum hanya sebatas senyum
Meski ada bangga di dalamnya
Selanjutnya: Aku mesti pergi meski guci senyuman ku genggam rapi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H