Mohon tunggu...
Iwan Bahagia
Iwan Bahagia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mari Menulis, Menulis dan menulis...\r\nKarena tulisan kita akan dikenang sampai mati.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

LPG Naik, Haruskah Iwan Fals Bernyayi Lagi?

4 Januari 2014   20:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:09 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1388843290622666918

Galang Rambu Anarki anakku Lahir awal Januari Menjelang pemilu Galang Rambu Anarki dengarlah Terompet tahun baru Menyambutmu Demikian penggalan lagu Iwan Fals yang diciptakan khusus untuk anak pertamanya yang bernama Galang Rambu Anarki. Nama Galang dijadikan sebagai salah satu lagu Iwan, berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini. Lagu tersebut bercerita tentang kegelisahan para orang tua menghadapi kenaikan harga barang sebagai imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1982 yaitu pada hari kelahiran Galang tepat di 1 Januari tahun itu. Keluhan Iwan Fals pada masa itu mewakili aspirasi rakyat yang kian terbelit karena naiknya harga barang, sudah pasti harga sembako khususnya. Kenaikan terjadi disaat kejayaan orde baru, Soeharto yang menjabat Presiden itu mendapat julukan “Macan Asia” dari dunia internasional. Waktu terus berjalan, pergantian presiden telah beberapa kali berganti pasca Soeharto lengser. Persoalan bangsa banyak yang belum selesai, setelah BBM naik pertengahan 2013 lalu. Namun kini masyarakat harus menghadapi kenyataan persis seperti masa Iwan Fals yang menciptakan lagu Galang Rambu Anarki. Kenyataan tersebut adalah kenaikan harga gas LPG. Seperti diketahui, mulai 1 Januari 2014, Pertamina menaikkan harga elpiji non subsidi kemasan 12 kg secara serentak di seluruh Indonesia dengan rata-rata kenaikan di tingkat konsumen sebesar Rp 3.959 per kg. Di kalangan distributor kenaikan harga elpiji 12 Kg di beberapa daerah mencapai Rp 50 ribu. Perlu diketahui, kenaikan harga BBM tahun 1982 seolah menjadi “kado pahit” bagi rakyat Indonesia karena waktu itu baru menyambut euforia tahun baru. Sedangkan kenaikan gas LPG merupakan kado pahit pada rakyat Indonesia yang tengah menyambut tahun baru 2014. [caption id="attachment_288321" align="aligncenter" width="468" caption="Iwan Fals (Kompas Image/Vitalis Yogi Trisna)"][/caption] Jika kita merujuk perekonomian negeri ini pada tahun lahirnya Galang Galang Rambu Anarki, Indonesia pada masa itu sedang mengalami pertumbuhan ekonomi terbesar dikawasan Asia Tenggara. Tidak jauh berbeda ketika menjelang 2014 , pemerintahan SBY baru mengklaim pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai membaik, bahkan menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat kuat karena menurunnya kemiskinan di Indonesia. Sebenarnya baik pada tahun 1982 maupun pada tahun ini, permasalahan bangsa banyak yang belum terselesaikan, seharusnya terlebih dahulu  pemerintah membereskan pekerjaan rumah itu daripada menyetujui kenaikan harga BBM maupun LPG, apalagi disaat perekonomian bangsa mulai stabil. Masyarakat merespon kenaikan LPG  seolah seperti ingin melagukan syair Galang Rambu Anarki milik Iwan Fals tadi, atau malah mereka merindukan suara penyanyi yang memiliki nama asli Virgiawan Listanto tersebut karena alasan kekecewaan, jelas karena rembesan kenaikan gas LPG akan berkaitan dengan harga pangan dan harga kebutuhan lainnya. Lantas, haruskah Iwan Fals bernyayi lagi? Galang rambu anarki anakku Cepatlah besar matahariku Menangis yang keras, janganlah ragu Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku Doa kami di nadimu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun