Dengan dipublishnya tulisan ini, saya mewakili bagian dari kaum gay, hendak meminta maaf atas kelakukan seorang aktivis gay bernama Hartoyo - toyo apabila selama ini tulisannya telah mengganggu ketenangan bagi umat beragama khususnya umat Muslim dan Kristen. Saya mohon dengan sangat agar kompasianer tidak memberikan stigma khusus kepada para kaum gay atas perilakunya ini.
Saya mengetahui persis bahwa cara - cara seperti ini bukan hanya digunakan oleh seorang Hartoyo saja tapi juga sudah menjadi trend tersendiri di kalangan aktivis gay lainnya jauh sebelum saudara Hartoyo menggunakannya. Perlu diketahui, bahwa saya sendiri mengecam keras cara seperti ini dan telah memperingatkan saudara Hartoyo mengenai hal ini.
Bisa anda lihat diskusi alot yang terjadi antara saya dan saudara Hartoyo di sini :
http://agama.kompasiana.com/2010/08/13/saya-muslimsaya-gay/
http://agama.kompasiana.com/2010/07/30/homoseksual-dalam-wacana-teks-alkitab/
Namun tampaknya diskusi itu tidak menghasilkan satu titik cerah sekalipun, sehingga saya memutuskan mundur dari diskusi yang memanas dan dipenuhi oleh tudingan serta personal attack saudara Hartoyo ke saya dan saudara Hartoyo yang bersemangat untuk melawan para homophobic pun terus melanjutkan perjuangannya dengan cara yang sama :
http://agama.kompasiana.com/2010/08/16/kh-husein-muhammad-homoseksual-dalam-islam/
Saya tidak menyebut diri saya seorang aktivis gay. Saya tidak bernaung kepada organisasi apapun. Saya berdiri sendiri dan saya juga tidak hendak melawan homophobic apalagi menantang kaum beragama. Saya hanya hendak memperjuangkan kedamaian antara kaum homoseks dan kaum homophobic tanpa hendak mengubah sudut pandang siapapun karena yang saya inginkan adalah tidak masalah kaum kami dianggap pendosa atau buruk sekalipun, selama kami mendapatkan perlakuan yang sama sebagai seorang manusia. Oleh karena itu, dengan ini saya menyatakan dengan tegas bahwa tidak semua orang yang hendak membela hak gay akan menggunakan doktrin - doktrin ataupun tafsir - tafsir kepada agama - agama Samawi.
Dan apabila ada perilaku yang bersifat tidak menyenangkan lainnya dari saudara Hartoyo sebagai bagian dari kaum gay sebagaimana juga diri saya, saya berharap agar para kompasianer cukup bijaksana untuk tidak melakukan stereotyping bahwa semua gay akan bersikap seperti beliau. Saya sendiri sangat menyayangkan hal ini mengingat beliau mengaku dirinya sebagai seorang aktivis.
Sekian saja tulisan saya kali ini, sekiranya permohonan maaf saya atas perilaku yang telah (dan mungkin akan terus) dilakukan saudara Hartoyo mengenai sudut pandang agama kepada homoseksualitas ini bisa diterima oleh anggota kompasianer dan masyarakat beragama Samawi.
Terima kasih atas perhatiannya