Dari pengalaman klinis membantu klien LGBT, berdasar data yang didapat saat wawancara dan juga dari proses terapi, perilaku LGBT tidak bisa atau sangat sulit disembuhkan hanya dengan terapi berbasis sugesti. Untuk membantu klien LGBT kembali normal dibutuhkan kerja yang lebih intensif, eksplorasi, reedukasi PBS, rekonstruksi memori, resolusi trauma, menghilangkan emosi negatif, dan banyak hal lain lagi.
Dan dari penjelasan tersebut ironis karena secara tidak langsung orang tersebut telah melanggar "nilai etis" yaitu "cuci otak. Bisa disimak di artikel ilmiah berikut ini dimana sisi negatif dari hipnoterapi adalah "false memory/ingatan salah/ingatan palsu":
Risks
Hypnosis conducted by a trained therapist or health care professional is considered a safe, complementary, and alternative medical treatment. However, hypnosis may not be appropriate in people with severe mental illness.
Adverse reactions to hypnosis are rare, but may include:
- Headache
- Drowsiness
- Dizziness
- Anxiety or distress
- Creation of false memories
Be cautious when hypnosis is proposed as a method to work through stressful events from earlier in life. This practice may cause strong emotions and can risk the creation of false memories.
Sedikit info, hipnoterapi tidak bisa berubah orses seperti dijelaskan di artikel berikut yang menjelaskan bahwa hipnoterapi hanya bekerja untuk merubah "kebiasaan/perilaku", dan yah mendukung penjelasan hiptnoterapis diatas dimana hipnoterapi tidaklah cukup :p
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H