Mohon tunggu...
Gay Cerdas
Gay Cerdas Mohon Tunggu... Seniman - Cuap pemikiran & edukasi seputar LGBT

Cerdas, dan mencerdaskan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ironis Hipnoterapi "Terkenal" dan LGBT

28 Juni 2020   16:08 Diperbarui: 28 Juni 2020   16:16 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya dikatakan "menghina" oleh salah satu akun di sosial media karena menjelaskan bahwa LGBT itu karena ekspresi genetik dan tidak bisa diubah sesuai keilmuan psikologi dan psikiatri yang ilmiah dengan dasar beberapa penelitian ilmiah yang beberapa sudah modern. Kemudian saya diberi sitasi soal LGBT dari seorang "pakar hipnotis" yang sedikit berbeda tapi melenceng luar biasa ibarat ada simpangan ilegal di badan jalan.

Jadi daripada panjang lebar sekalian aja saya jelaskan ya, pertama-tama kita mulai dari biografi si hipnoterapis ini yang merupakan "akar" biar lebih gampang menjelaskan selanjutnya, dari biodatanya disebutkan bahwa:

DR. DR. Adi W. Gunawan, ST., MPd., CCH., adalah intelektual, akademisi, doktor pendidikan, doktor kepemimpinan dan inovasi kebijakan, hipnoterapis klinis, peneliti, pengajar, pakar mind technology, penulis 32 buku, dan dikenal sebagai Indonesia's Leading Expert in Mind Technology dengan reputasi internasional.  

Setelah menyelesaikan pendidikan menengah di SMAK Santo Yusup Malang, Adi melanjutkan pendidikan formal S1 Elektro di STTS Surabaya. Adi melanjutkan ke jenjang S2 Manajemen Pendidikan dan lulus sebagai wisudawan terbaik dengan predikat cum laude di Universitas Negeri Surabaya tahun 2006. 

Jenjang akademik tertinggi S3 telah ia selesaikan dan meraih gelar Doktor Pendidikan dari Universitas Negeri Malang dengan predikat cum laude di tahun 2012.

Awal November 2019, Adi berhasil mempertahankan disertasinya di Sidang Ujian Terbuka dan meraih gelar doktor kedua di bidang kepemimpinan dan inovasi kebijakan, di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dengan lulus dengan nilai sempurna.

Wait, baru diawal aja bisa kita simak bahwa hipnoterapis tersebut "sepertinya" tidak ada basis ilmu psikiatri maupun psikologi, dan WTF IS MIND TECHNOLOGY? Saya cari di google terutama sumber bahasa Inggris karena ya tau sendirilah hehehe, DAN TIDAK ADA SATUPUN SUMBER BAHASA INGGRIS YANG BERISI PENJELASAN "MIND TECHNOLOGY" DAN HIPNOTERAPI. HECK MIND TECHNOLOGY DARI SISI KEILMUAN PSIKOLOGI/PSIKIATRI PUN JUGA TIDAK KETEMU? Hmmmm mencurigakan, bahkan yang paling luar biasanya lagi:

Selain sebagai pakar mind technology, trainer, penulis buku laris, peneliti dan hipnoterapis klinis aktif, Adi juga adalah dosen psikologi mengajar mahasiswa S1 dan S2 di dua universitas terkemuka di Surabaya dan Jakarta. Adi juga telah mengajarkan hipnoterapis klinis untuk intervensi klinis kepada mahasiswa pascasarjana di fakultas psikologi salah satu universitas terkemuka dengan format pengajaran 100 jam tatap muka atau setara 3 semester kuliah. 

Gak tau lagi dah bagaimana sistem pendidikan di Indonesia atau emang saya gak ngerti prosesnya, KOK BISA YANG SEPERTINYA GAK ADA BASIS PENDIDIKAN PSIKOLOG/PSIKIATRI DENGAN METODE HIPNOTERAPI YANG TIDAK ADA KEJELASAN ILMIAH JADI PENGAJAR/DOSEN PSIKOLOG? Wow, biografinya aja udah bikin "hmmmmm". Ironisnya si hipnoterapis ini bisa dibilang "ambigu/munafik/bermuka" dua, di satu sisi klaimnya LGBT bisa dirubah tapi disisi lain:

Kata "menyembuhkan" sebenarnya kurang tepat digunakan dalam konteks penanganan kasus LGBT. LGBT bukan penyakit namun pilihan. Saat klien datang ke kami, terapis, dan minta tolong dibantu agar bisa kembali "normal" maka yang sebenarnya terjadi adalah klien memutuskan untuk mengubah orientasi seksualnya

Sumbernya, ditambah lagi dia mengklaim bahwa merubah LGBT tidak hanya sebatas hipnoterapi yang mana membuktikan secara langsung kenapa orses yang berbasis ekspresi genetik tidak bisa dirubah bahkan terapi konversi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun