Diawali pada saat saya sedang menikmati sore dan di iringi rintik hujan, secangkir kopi beserta dengan rokoknya yang menemani saya dikala sore yang sejuk dan indah. Karena hujan sudah mulai mereda mengundang hasrat ingin berkeliling untuk mencari jajanan yang menghangatkan badan.
Inilah kisah seorang pedagang yang memenuhi keinginan saya yang sedang mencari jajanan untuk menghangatkan badan, pada saat saya sedang berkeliling ada yang menarik perhatian saya ternyata saya melihat seorang pedagang Bakso Malang dengan gerobaknya yang sangat khas itu dan langsung saja tanpa banyak basa basi saya langsung putar balik dan berhenti disamping gerobak yang sangat khas ini, sambil memesan saya mengenang masa kecil sedikit yang dimana saya memainkan mangkuk pertanda bahwa ada yang jual bakso "ting.. ting.. ting..".Â
Pada saat bakso saya sedang dibuatkan oleh pedagang tersebut, seketika ada yang membuat saya penasaran sehingga timbul secara tiba tiba dalam benak saya ingin menanyakan sudah berapa lama berjualan karena melihat kelincahan dan kelihaian beliau dalam meracik dan mencampurkan bumbu bumbu, kemudian pedagang tersebut menjawab bahwa beliau telah berdagang Bakso Malang ini kurang lebih sudah hampir 12 tahun.Â
Tidak bisa dipungkiri bahwa pengalaman serta jam terbang beliau, makanya beliau terlihat sangat handal ketika sedang menyajikan semangkuk bakso yang sangat lezat wanginya memasuki hidungku, kemudian beliau cerita banyak suka dan duka selama kurang lebih 12 tahun berjualan, beliau berjualan demi menghidupi keluarganya dan yang sangat menyentuh hati saya adalah beliau harus membagi-bagi uang hasil jualannya dengan menyetor uang kepada yang mempunyai lapak, harus menyetor juga ke bos yang mempunyai pabrik bakso ini, beliau pun harus membayar kontrakan dan membagi uangnya untuk makan keluarga dirumah dan yang membuat saya takjub adalah walaupun hujan beliau tetap berjualan dengan menggunakan jas hujan plastik atau yang biasa orang Bandung bilang ponco, beliau bercerita kalau beliau berjualan dari siang hingga sore hari itu pun kalau dagangannya sudah habis kalau belum habis beliau kadang sampai malam berjualan hanya demi keluarga yang ada dirumah terkadang kalau sudah sepi beliau suka membagikan dagangannya kepada orang sekitar, yang membuat saya terkejut adalah beliau mampu menyekolahkan anak anaknya yang masih berada di bangku Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Atas beliau pun mengungkapkan bahwa beliau sedang menabung atau menyisihkan sebagian uang hasil berjualan untuk menguliahkan anaknya nanti.
Perbincangan yang sangat singkat tadi sambil menikmati semangkuk Bakso yang sangat enak dan nikmat dengan harga yang sangat murah yaitu 10 ribu rupiah, tidak hanya enak dan nikmat tapi menjadi sangat berkesan karena saya dapat mendengarkan cerita perjuangan hidup seorang tukang bakso yang harus menghidupi keluarganya dirumah yang menghadapinya dengan senyuman yang tidak kenal lelah dan tanpa memikirkan resiko dan bahayanya hidup dijalanan yang terkenal sangat berbahaya sekali yang bisa terjadi kapan saja apalagi untuk berjualan sampai malam.Â
Tetap semangat dan ceria dalam menjalani hari hari bapak semoga selalu sehat, dimudahkan rezekinya, dijauhkan dari mara bahaya serta dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Esa, semoga niat baik bapak selalu diiringi jalan yang baik. Terima kasih sudah mau bercerita tentang kehidupan yang sangat bermanfaat dan bisa menjadi suatu pelajaran untuk selalu bersyukur dan motivasi untuk saya agar kelak bisa menjadi laki laki yang bertanggung jawab atas keluarga dan berjuang demi orang yang kita sayang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H