Mohon tunggu...
Dava Gibran
Dava Gibran Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Film dan Televisi

desain grafis dan film

Selanjutnya

Tutup

Film

Sintaktik Lingkaran dalam Film "Everything All At Once" dan Kaitannya dengan Nihilisme

27 Oktober 2022   22:44 Diperbarui: 27 Oktober 2022   22:50 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Everything Everywhere All At Once, adalah film karya 2 sutradara yang disebut sebagai The Daniels (Daniel Kwaan, Daniel Scheinert) dari salah satu rumah produksi ternama A24 Pictures. Film berdurasi 2 jam 20 menit ini bercerita tentang kehidupan Evelyn Quan (Michelle Yeoh), seorang imigran cina yang tanpa sengaja terlibat kedalam petualangan hebat dimana ia harus terhubung dengan berbagai versi dari dirinya di parallel universe untuk menghentikan anaknya Joy yang dipanggil sebagai Jobu Tupaki (Stephanie Hsu) yang ingin menghancurkan multiverse.

Film Everything Everywhere All At Once banyak mengandung unsur sintaktik yang sering muncul dalam bentuk lingkaran. Sintaktik merupakan cabang dari ilmu semiotika yang bersifat mengatur, mendisiplinkan dan menyeragamkan tanda dan pertanda yang dihadirkan dalam bentuk visual.

Dalam film Everything Everywhere All At Once, misalnya. Kita dapat melihat unsur lingkaran yang mendominasi pada film ini dari awal sampai akhir. Mulai dari cermin pada awal film, googly eyes yang ditempelkan oleh Waymond pada mesin laundry, lingkaran pada resi penatu saat audit, lingkaran pada pengikut Jobu Tupaki dan bagel penghisap Jobu Tupaki. Karena itulah kita harus memperhatikan unsur visual ini dengan hati-hati dan mengkaji makna yang terkandung di dalamnya. Walaupun banyak dan mendominasi, ada dua jenis lingkaran yang merupakan semiotika sintaktik yang dapat menjadi fokus utama kita pada pembahasan kali ini, yaitu bagel dan googly eyes. Hal ini disebabkan karena dua benda berbentuk lingkaran ini ada hubungannya dengan filsafat nihilisme yang diusung sebagai tema film.

Pertama-tama, kita harus membahas bagel milik Jobu Tupaki terlebih dahulu. Bagel ini secara harfiah adalah makanan Bagel  adalah roti berbentuk lingkaran dengan bolongan di dalamnya (seperti cincin ataupun donat) yang dibuat dengan roti dan ragi yang direbus sebelum dipanggang. Berbeda dengan donat, bagel memiliki tekstur yang padat dan kenyal di dalam dan garing dengan warna coklat di luar. Walaupun berasal dari Yahudi pada tahun 1600 an, bagel sekarang dikenal sebagai makanan khas Amerika Serikat (sarapan favorit di daerah New York) dan dimodifikasi agar rasanya sesuai dengan selera orang-orang Amerika.

Dalam film ini, Joy yang menjadi percobaan Evelyn pada universe Alpha yang pertama kali meneliti tentang semesta-semesta lain dan mengembangkan teknologi yang bisa membuat mereka melintasi batasan semesta itu sampai-sampai Joy melewati batas kapasitasnya. Pada akhirnya, ia menjadi sangat kuat. Karena itu, ia dianggap sebagai penjahat sebab memiliki kekuatan yang hebat sampai bisa menghancurkan metaverse. Namun, dibalik kekuatannya itu ia harus menerima konsekuensi dimana Joy harus mengalami berbagai semesta sekaligus. Semua semesta seakan menarik perhatian Joy untuk mengalaminya dan itu membuatnya tertekan. Ia pun melintasi semesta-semesta dengan pakaian yang nyentrik dan menarik perhatian. Pada kenyataannya, Joy yang menjadi Jobu Tupaki itu adalah seorang anak yang membutuhkan perhatian Ibunya dan melintasi semesta lain demi mendapatkan kasih sayang dan pengakuannya, namun ia tidak menemukannya di semua semesta sehingga ia menciptakan sebuah black hole berbentuk bagel yang dapat menghisap semua yang ada di dekatnya sambil mencari ibunya Evelyn untuk diajaknya memasuki bagel itu. Ia juga berkata kepada ibunya setelah melintasi berbagai semesta itu bahwa 'tidak ada yang penting' (nothing matters). Semesta yang dialami oleh mereka adalah satu dari ribuan semesta yang ada. Mereka adalah bagian kecil, sekecil debu. Jobu Tupaki dapat mengalami setiap semesta yang ia inginkan (dan ia tidak menemukan hal yang ia cari dan sangat diinginkan dalam setiap universe) sehingga tidak akan ada lagi hal yang penting baginya.

Dari bagel yang menjadi black hole buatan Jobu Tupaki itu, kita dapat melihat sebuah bagel berwarna hitam dan lubang ditengahnya yang berisi segalanya sekaligus hampa. Dapat disimpulkan bahwa lingkaran bagel itu memiliki lubang di tengah yang menggambarkan bahwa ada ketidaksempurnaan dan kehampaan dalam hati Joy. Kemudian kerangka yang membentuk 'o' adalah representasi dari siklus yang selalu berputar di situ-situ saja. Tidak ada yang bisa dan tidak akan ada yang berubah sehingga ia merasa sangat putus asa dan muncullah kata 'nothing matters' yang merupakan gejala nihilisme itu.

Apabila simbol dari Jobu Tupaki adalah bagel, maka simbol yang mewakili Evelyn adalah googly eyes yang ditempelkan Waymond di berbagai tempat (bahkan di tas laundry pelanggan). Googly eyes ini adalah simbol yang secara fisik berseberangan dengan bagel Jobu. Googly eyes berbentuk lingkaran, dengan putih membentuk huruf 'o' dan isinya adalah warna hitam yang terkadang tidak berada di tengah (bisa di bawah, disamping dan lain-lain).

Evelyn di semesta awal film adalah seorang imigran dari China yang memiliki laundry sebagai usahanya dalam mencari uang. Ia gagal dalam semua hobinya karena memilih untuk pergi ke US dan Ayahnya melepaskannya saat ia bilang ia ingin menikahi Waymond. Sebagaimana asian parents mendidik anak perempuannya, Evelyn banyak dituntut untuk menjadi lebih baik sedangkan keadaan emosionalnya tidak pernah menjadi kekhawatiran Ayahnya. Ia berharap dapat menjadi lebih terbuka dan menerima Joy, anaknya. Namun fakta bahwa Joy adalah seorang lesbian tetap membuatnya kesal sehingga pada akhirnya Evelyn tetap mengulangi pola asuh Ayahnya kepada anak semata wayangnya itu.

Hubungan dari cerita Evelyn dengan bentuk googly eyes adalah bahwa Evelyn datang untuk melengkapi bulatan pada bagel Joy. Dengan perhatian, kasih sayang dan penerimaannya untuk para pengikut Jobu Tupaki dan dirinya sendiri, Evelyn menepis nihilisme 'nothing matters' dan menolak cara berpikir begitu. Walaupun dunia ini tidak berarti, Evelyn belajar dari suaminya Waymond bahwa cinta yang mereka rasakan itu ada dan nyata dan hanya itu yang berarti saat ini. Akhirnya, Evelyn berhasil mengalahkan Jobu Tupaki dan Joy tetap hidup dengan kemampuannya. Evelyn juga berhasil memutuskan siklus setan pola mengasuh anak ala asian parents itu dengan memberitahu kepada Ayahnya bahwa anaknya Joy memiliki kekasih wanita. Setelah itu mereka hidup dengan baik dan bahagia di semesta awal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun