Workshop Menulis dan Tour Pulau Maju
Click Kompasiana (Komunitas Kompasiana Pengguna Commuter Line) bekerja sama dengan Persatuan Penulis Indonesia (PPI) mengadakan Workshop Menulis dan Tour Pulau Maju (Pulau Reklamasi) pasca kejadian gempa, pada 2-3 Agustus 2019 di Graha Wisata Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Bagaimana perasaan saya sebagai peserta pelatihan menulis di TMII dan jalan-jalan ke Pulau Maju ini? Baiklah, berikut euforia dan curhat pengalaman selama dua hari yang saya lalui itu.
Kekuatan doa disertai usaha mengantarkan saya ke lokasi acara tepat sebelum jam 11 siang. Sempat galau karena H-1 paman, adik dari mama mertua meninggal dunia. Rencana ke kota terpaksa kami undur untuk lebih dahulu melayat dan silaturahmi bersama keluarga besar.
Akhirnya perjalanan menuju TMII pun nonstop dilalui dengan mengendarai sepeda motor membonceng anak dan istri. Bada subuh dari Pagelaran Kabupaten Cianjur ke Ciawi Bogor. Menebus kabut pagi yang sangat tebal itu sesuatu banget. Tangan bergelut dengan kebekuan.Â
Gimana tidak, menghabiskan waktu 5 jam perjalanan untuk tiba di penitipan motor, diambil mampir sebentar untuk dua kali isi bensin saja. Demi bisa pukul 10 pagi sudah bisa duduk manis di bus jurusan Bogor -- Terminal Kampung Rambutan dan tidak sampai 40 menit kami sudah berganti kendaraan naik angkot no 40 menuju pintu gerbang utama TMII.
Kesampaian juga melaksanakan sholat Jumat di Masjid Dipenogo, TMII bersama Pak Sigit, Pak Dian Kelana, dan tentu saja putra tercinta, Fahmi. Sekembalinya ke Graha Wisata langsung disambut Ibu Muthiah yang mempersilahkan kami menikmati menu makan siang: nasi sayur asam Jakarta dan pernak-pernik nya. Nikmat.
Suasana ber-AC yang cukup nyaman menyemangati saya untuk menyimak lebih jauh terkait materi yang disampaikan pada setiap acara yang terbagi dalam 3 sesi itu. Saya menyimak betul, berharap dapat umpan untuk kembali saya munculkan terkait beberapa pihak yang selalu nyinyir jika saya mengikuti beberapa pelatihan seperti ini.
Belajar Fiksi
Tamparan keras buat para tenaga pendidik saat pembicara pertama Fanny Jonathan Poyk, seorang  sastrawan sekaligus mantan redaktur Fantasia menceritakan masih banyak ditemuinya para pengajar yang dalam menulis masih memiliki kesalahan dalam peletakan ejaan yang benar. Masih banyak yang keliru dalam meletakan imbuhan mana yang harus disambung atau dipisah.