Mohon tunggu...
agus suharianto
agus suharianto Mohon Tunggu... -

Warna warni kata yang berjejer dan berbaris merangkaikan kalimat. Begitu banyak warna kata dalam hidup kita, mari kita tuangkan dalam bentuk paragraf tuk hari ini. bercerita dan berkatalah.... halahhh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampingilah Anak Saat Nonton TV

12 April 2010   13:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:50 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ada perasaan heran yang kami hadapi, kenapa akhir2 ini anak kami yang berumur 3th mengalami perubahan tingkah laku yang berbeda dari biasanya. perubahan perilaku ini sangat-sangat mencolok sekali, mulai dari cara bicara, emosinalnya bahkan perangainya.

cara bicaranya menjadi kasar dan cenderung untuk menggunakan nada bicara yang tinggi, sedangkan untuk emosinya cenderung agresif bahkan kalau bisa di bilang tidak bisa dikontrol, dia menjadi penyela pembicaraan orang lain yang sedang berbicara dengannya dengan nada yang tinggi dan marah-marah. Semuanya itu berbeda sekali dari hari-hari sebelumnya, yang menjadi seorang anak yang lucu, menggemaskan dan menyenangkan.

Kami berusaha mencari tahu... kenapa bisa seperti ini? tindakan apa yang salah dari kami sehingga anak kami menjadi seperti ini. Perlu diketahui bahwa kami adalah keluarga kecil dengan satu anak, perhatian kami cenderung fokus kepada anak kami dalam segala hal. setiap malam ataupun siang menjelang tidur kami selalu membacakan dongeng dongeng yang telah kami saring keberadaan ceritanya, dan setiap akhir cerita kami selalu memberikan kesimpulan sisi positif yang bisa di contoh dari cerita tersebut. dengan seringnya informasi yang dia peroleh dari aneka cerita ini maka anak kami kosa kata dan kemadiriannya sangat maju dengan pesat.

Dengan perubahan perilakunya yang seperti ini kami menjadi sangat prihatin, dan kami akhirnya sepakat untuk mengamati dengan lebih teliti apa penyebab semua ini, dan kami membagi tugas dengan bergantian mendampingi setiap apapun yang anak kami lakukan. mulai dari bermain sepeda, main ular tangga dan bahkan pada saat bermain dengan teman-temannya dan juga saat menyaksikan TV. Tapi  setelah  seminggu melakukan pendampingan kami tetap tidak menemukan apa yang mempengaruhi anak kami.

Sampai pada suatu hari. Pada saat anak kami hendak tidur siang, mamanya membuatkan susu seperti biasa. Tapi kami kaget sekali saat mamanya memberikannya ternyata anak kami melontarkan kata-kata ‘ orang dibilang ga mau susu… masih dibuatin aja, mama ini gimana sih..??” (dengan nada yang cukup tinggi). Saya yang mendengarnya secara langsung cukup kaget dengan kata2nya ini. Akhirnya saya bilang sama mamanya anaknya ga mau minum susu ma siang ini.. dengan pendekatan yang halus maka saya mencoba mengorek keteranan dari anak saya ini.

Saya tanyakan kepadanya “ kenapa anak papa siang ini gak mau mimik susu?” dan apa jawabnya " Kan si X ( salah satu anak pemeran sebuah acara TV ‘SSTI”) juga ga minum susu pa, aku mau seperti dia kok.” .

Setelah kejadian itu kami berusah mencari tahu peran si X itu seperti apa.. Wow saya kaget sekali selama ini anak kami terobsesi untuk menjadi si X ini yang mana memang beradegan “ galak dan cerewet dengan keluarga yang rata2 bersuara keras.

Hemm.. begitu besarnya pengaruh sebuah tontonan buat seorang anak yang belum begitu bisa membedakan mana yang harus ditiru dan mana yang tidak. Dan juga semakin banyaknya tontonan yang hanya mengedepankan sisi komersilnya saja.

Satu pembelajaran buat kami selaku orang tua…” pantaulah selalu apa yang dikerjakan dan apa yang diserap anak-anak kita “ dan “ luruskan sebelum terlalu menyimpang”

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun