Mohon tunggu...
agus suharianto
agus suharianto Mohon Tunggu... -

Warna warni kata yang berjejer dan berbaris merangkaikan kalimat. Begitu banyak warna kata dalam hidup kita, mari kita tuangkan dalam bentuk paragraf tuk hari ini. bercerita dan berkatalah.... halahhh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cerita Pagi... ( Fabelkah ini.....)

15 April 2010   12:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:47 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_119127" align="alignleft" width="116" caption="dari mbah Google"][/caption]

Pagi ini bacaan yang di baca penulis pertamakali adalah sebuah bacaan yang bercerita tentang hewan-hewan. Buku cerita milik putri sang penulis .

sebuah cerita yang menggambarkan tentang kehidupan sosial hewan-hewan dengan lingkungannya.

Setelah semua persiapan di pagi hari telah diselesaikan, juga termasuk sarapan pagi..

Maka saat berangkat beraktivitas di luar rumahpun harus segera dimulai.

Dalam perjalanan menuju kantorpenulis melihat dua orang remaja sedang mengendarai motor berboncengan. Dimana remaja yang diduduk dibelakang tampak dikedua belah genggaman tangannya masing-masing memegang seekor burung merpati.

Tampak pada tangan yang kiri seekor burung merpati yang berwarna hitam mulus dengan warna bulu yang mengkilap dan pada kaki kanannya terdapat gelang logam yang berwarna orange, sementara pada tangan kanannya terlihat seekor merpati yang berwarnacoklat atau yang biasa disebut warna gambir bagi para penggemar merpati. Pada merpati gambir ini tampak dipasangi sawangan ( semacam pluit burung ) pada pangkal ekornya. Yang mana pada saat terbang pluit ini akan berbunyi nyaring dan panjang bila terterpa angin kencang.

Penulis semakin penasaran dengan kedua remaja tersebut, kira-kira tindakan apa yang akan dilakukan oleh mereka terhadap kedua merpati tersebut. Sehingga penulis berusaha mengikuti kendaraanya untuk mengetahui hal tersebut. Dipinggir jalan yang sepi dan lapang motor kedua remaja tersebut berhenti. Penulis juga berhenti di belakang motor kedua remaja tersebut. Sesaat kedua remaja tersebut turun dari motornya dan berbincang sebentar kemudian remaja yang membawa merpati tanpa ragu melepaskan kedua burung tersebut dengan cara melemparkan keatas kedua merpati tersebut. Tampak kedua merpati tersebut terbang dengan sangat cepat dan berputar semakin tinggi.

Kedua remaja itu sejenak memperhatikan kedua burung tersebut dan kemudian bergegas hendak pergi dengan motornya. Penulis bergegas menemui kedua remaja tersebut dan membuka percakapan dengan mereka.

Dik… kenapa burungnya dilepas?. Sejenak kedua remaja tersebut saling berpandangan kemudian remaja yang mengendarai motor segera menjawab ” iya om dilepas untuk tahu burung mana yang sampai ke pasangannya lebih dahulu, maka burung itulah yang menang.

Penulis kembali bertanya.” Maksudnya diadu ya dik?”

Jawab remaja tersebut… ‘iya om…

Dan kemudian kedua remaja tersebut segera berlalu..

Penulispun segera meneruskan perjalanannya yang telah sedikit melenceng..

Setelah melihat kejadian tersebut penulis kembali teringat bacaan yang tadi dibaca saat dirumah.. sebuah cerita fabel milik putrinya.

Penulis membayangkan cerita fabel seperti apa yang dapat tercipta diantara kedua burung merpati tersebut ya..?

Mungkinkah seperti ini…..

Kedua burung tersebut tampak berputar-putar terlebih untuk menentukan kemana arah tempat mereka berasal.

Sambil mengepakkan sayapnya yang mengkilap, burung yang berwarna hitam yang disini penulis beri nama si “Keling” berkata kepada burung coklat ( megan )yang mana kita beri nama “Bagong”

Eh bagong..kamu pasti tidak akan dapat mengalahkanku dalam lomba ini.. lihat saja sayapmuwarnanya tidak semengkilap sayapku, yang menandakan bahwa sayapku lebih sehat dan kuat.

Si Bagong hanya menatap sebentar kepada siKeling dan tetap memperhatikan arah angin yang menerpa mereka.

Karena merasa tidak ditanggapi oleh si Bagong maka siKeling merasa diremehkan dan kembali berkata dengan menggunakan nada ejekan kepada si bagong.

“kau lihat gelang di kakiku Bagong..gelang ini adalah tanda bahwa aku pernah menjadi juara dalam suatu perlombaan… jadi kamu tidak akan mungkin menang dalam adu cepat ini dengan ku…ha ha ha”

Kembali si bagong hanya melirik dan tetap kosentrasi pada kepakan sayapnya sambil mengatur nafasnya.

Kini keduanya semakin dekat dengan garis finish, dimana di garis finish terlihatpasangan mereka dipegang oleh dua orang yang berbeda di sebuah tanah lapang. Siapa yang paling cepat hinggap pada pasangannya dialah sang pemenangnya.

SiKeling sudah melihat pasangannya, begitu juga si Bagong tapi kedua merpati tersebut masih sangat tinggi, maka mereka berdua berputar sekali lagi sambil mengambil posisi untuk menjadi lebih rendah. Sambil berputar siKeling kembali menyombongkan diri.

“Hai Bagong…. sekarang saatnya aku akan menujukkan kepadamu kekuatan sayapku… lihatlah betapa kuatnya akuha ha ha…” kata siKeling dengan sombongnya sambil menukik turun kebawah.

Sementara si Bagong hanya tersenyum den megikuti menukik turun juga, namun si Bagong tidak lurus ke kearah pasangannya tetapi dia sedikit berbelok kekiri.

Si Keling merasa bangga dan menganggap bodoh si bagong sehingga dia tertawa sambil mengejek si Bagong… “ha ha ha ha Bagong arahmu salah dan kamu pasti akan kal… waouu apa ini …” jerit si Keling, karena tiba tiba datang angin yang kencang dari arah depan sehingga mendorong siKeling kebelakang bahkan sempat membuat siKeling terpelating, untung dia masih sempat menjaga keseimbangannya sehingga dorongan angin tersebut tidak membuatnya jatuh.

Dan bertambah kaget lagi manakala siKeling melihat siBagong hinggap pada pasangan ditangan ramaja yang memegangnya. Sehingga si Bagonglah sebagai pemenangnya.

Dengan terengah-engah akhirnya siKelingpun hinggap pada pasangannya, ia tertunduk lesu karena kalah dari siBagong.

Bagong yang tidak sombong akhirnya mendekati siKeling dan berkata kepadanya.

“Hai.. Keling sebenarnya sayapmu benar-benar kuat dan terbangmu sangat cepat… tapi sayang kamu terlalu angkuh dan sombong dengan kekuatanmu sehingga kamu ceroboh dan tidak waspada.. sebenarnya kenapa aku tadi belok kekiri… karena aku melihat pergerakan dahandiarah depan yang tertiup angin kencan jadi aku harus menghindar, tapi karena kamu tidak waspada jadi kamu tidak mengetahui hal tersebut.”

Benar Bagong.. aku terlalu meyombongkan kekuatanku.. maafkan aku ya. Aku berjanji tidak akan sombong lagi…berkata siKeling.

Salam

( Kekuatan dan kepandaian kurang berguna bila hati telah tertutup oleh keangkuhan )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun