Mohon tunggu...
Redaksi Buletin Gaulislam
Redaksi Buletin Gaulislam Mohon Tunggu... -

Buletin Remaja gaulislam, terbit setiap pekan. FREE. Distribusi ke sekolah-sekolah dan kampus. Terbit sejak 29 Oktober 2007 di Bogor. Website: http://gaulislam.com | e-mail: gaulislam@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dor! Amerika

17 Desember 2012   02:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:32 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gaulislamedisi 269/tahun ke-6 (4 Safar 1434 H/ 17 Desember 2012) Ketika hendak menuliskan judul artikel gaulislam edisi kali ini, jujur saya terinspirasi dari buku setebal 128 halaman karya Farid Gaban dan Zaim Uchrowi yang saya beli di tahun 1993, Dor! Sarajevo. Buku itu diberi tagline “Sebuah Rekaman Jurnalistik Nestapa Muslim Bosnis”.  Buku itu ditulis oleh Farid Gaban saat ditugaskan meliput Perang Bosnia di tahun 1992. Ya, buku ini menuliskan tentang nestapa Muslim Bosnia yang dibantai tentara Serbia. Nah, hubungannya dengan judul artikel ini adalah sama-sama ada ‘bunyi’ “dor!” untuk menggambarkan suara tembakan. Namun dalam artikel ini saya menulisnya terkait penembakan massal (yang selalu berulang kali terjadi) di Amerika Serikat. Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam, kamu yang rajin ngikutin perkembangan berita baik di dalam maupun luar negeri, kayaknya masih inget dengan kasus terbaru, yakni yang terjadi pada Jumat, 14 Desember 2012 kemarin. Yup! 20 anak SD Sandy Hook, Newtown, Connecticut itu meregang nyawa setelah diberondong peluru oleh Adam Lanza. Selain menghabisi nyawa anak-anak SD itu, Adam Lanza menembak 6 orang dewasa (para guru sekolah itu), termasuk ibunya sendiri, terakhir doi bunuh diri. Presiden Obama pun dikabarkan mewek menyaksikan kabar ini. Hal yang tidak dilakukannya saat ratusan anak Gaza, Palestina dibunuhi Israel pada November 2012 lalu. Grrrh… Kasus penembakan massal di Amerika polanya hampir mirip dari kejadian-kejadian sebelumnya. Pelaku membawa senjata, memuntahkan amunisi dengan mengarahkan ke calon korbannya. Setelah itu, umumnya sang pelaku menembak dirinya sendiri. Kejadiannya pun hampir selalu di sekolah atau kampus. Kita patut bertanya, ada apa sebenarnya dengan perilaku sosial masyarakat Amerika dan bagaimana negara mengatur kehidupan warga negara secara umum di sana. Betul nggak sih? Bukan yang pertama Kalo Mega Mustika, yang penyanyi dangdut itu pernah mendendangkan “Bukan yang Pertama”di awal tahun 1990-an (seingat saya sih, tapi tahun pastinya saya lupa lagi, denger lagu ini pas saya SMA kayaknya), maka subjudul ini meski sama dengan judul lagu itu, tapi maksudnya berbeda. Jelaslah. BTW, ngapain juga saya nulis ngehubung-hubungin subjudul ama lagu dangdut itu ya? Hahahaha.. baru inget, ternyata sepertinya saya kena ‘sindrom’ nostalgila, eh, nostalgia. Sori ya Bro en Sis kamu dibikin bingung. Ok, back to topic. Kasus penembakan massal dengan sasaran anak sekolah bukan yang pertama lho di AS. Berdasarkan catatan detik.com pada 16/12/2012, setidaknya ada 9 kasus lainnya seputar penembakan brutal di sekolah yang skalanya merupakan yang terparah sepanjang sejarah AS. Pertama penembakan brutal di kampus Virginia Tech, Blacksberg, Colorado, terjadi pada 16 April 2007 lalu. 32 orang tewas, ditambah pelaku. Pelaku penembakan merupakan salah seorang mahasiswa setempat yang diketahui bernama Seung Hui Cho (23). Kejadian berikutnya di University of Texas. 16 orang tewas ditambah si pelaku. Penembakan brutal di University of Texas terjadi sudah cukup lama, yakni pada 1 Agustus 1966 lampau. Pelaku merupakan seorang mantan anggota Marinir AS bernama Charles Whitman (25), yang ternyata pernah kuliah di kampus tersebut. Nggak ketinggalan kasus penembakan di SMA Columbine, Littleton, Colorado yang terjadi pada 20 April 1999 lalu. 13 orang tewas ditambah 2 pelaku. Pelakunya ialah dua orang siswa laki-laki yang bernama Eric Harris (18) dan Dylan Klebold (17). Keduanya melepas tembakan secara brutal ke arah para siswa yang ada di halaman sekolah. Selain itu, terjadi juga penembakan massal di SMA Red Lake, 9 orang tewas ditambah si pelaku. Insiden penembakan di SMA Red Lake, Minnesota, terjadi pada 21 Maret 2005 lalu. Pelakunya bernama Jeffrey Weise yang masih berusia 17 tahun. Bro en Sis, kasus penembakan massal nggak hanya untuk anak SD dan SMA lho, sebab ada juga yang kasusnya menimpa anak kuliahan. Yup, insiden penembakan di University of Iowa terjadi pada 1 November 1991 silam. 5 orang tewas ditambah si pelaku. Pelaku merupakan salah seorang lulusan kampus tersebut, Gang Lu (27). Masih ada ngga? Ada. Yakni kejadian di Sekolah Khusus Penganut Amish, 5 orang tewas ditambah si pelaku, di wilayah terpencil di Nickel Mines, Pennsylvania ini terjadi pada 2 Oktober 2006 lalu. Pelaku yang bernama Charles Carl Roberts IV (32) khusus menargetkan para siswi putri dari sekolah yang bernama West Nickel Mines School ini. Ada lagi penembakan brutal di Sekolah Menengah Westside, Jonesboro, Arkansas terjadi pada 24 Maret 1998 lalu. Ada dua pelaku dalam aksi penembakan, yakni Mitchell Johnson (13) dan Andrew Golden (11), yang sama-sama merupakan siswa sekolah tersebut. Mirip di Sandy Hook kemarin, teryata ada kejadian serupa lho di SD Cleveland, Stockton, California. Insiden penembakan tersebut terjadi 17 Januari 1989 silam. Terakhir yang berdasarkan laporan detik.com, adalah insiden penembakan terjadi di University of Arizona pada 28 Oktober 2002 lalu. Korban tewas 3 orang, ditambah si pelaku. Pelaku yang bernama Robert Flores (40) merupakan seorang mahasiswa keperawatan di kampus tersebut. Oya, jangan lupakan juga kasus penembakan massal di Aurora, Colorado, pada hari Jumat 20 Juli 2012, James Homes (24) menembaki para penonton di bioskop 16 Century yang tengah memutar film perdana "The Dark Knight Rises". Dilaporkan 12 orang tewas, dan puluhan lainnya mengalami luka-luka. Rapuh, kesepian, dan meledak-ledak Bro en Sis rahimakumullah, ‘penggila’ gaulislam, Republika Online pada 16 Desember 2012 kemarin, menurunkan berita bahwa pelaku penembakan di SD Sandy Hook, Adam Lanza adalah penyendiri. Dia tertarik dengan hal-hal berbau mekanik, terlebih komputer. Oleh karena itu, Adam dan kakaknya, Ryan, masuk klub teknologi di SMA Newtown. Klub tersebut memberi kesempatan kepada para siswa untuk bekerja di komputer, videotape, dan menciptakan siaran berbasis publik. Tech club, nama organisasi ekstra sekolah itu, populer di kalangan para siswa ‘aneh’. Adam, yang masuk ke dalam klub tersebut, memiliki masalah akibat rendahnya kemampuan sosial. “Anda mempunyai anak muda yang sangat ketakutan. Dia sangat gugup ketika berhadapan dengan orang,” ujar Richard Novia, penasihat Tech Club. Hmm… dari kasus penembakan massal yang sering terjadi di Amerika ini kita memiliki pelajaran berharga, betapa sebenarnya banyak masyarakat Amerika yang kepribadiannya rapuh, kesepian dan emosinya meledak-ledak. Pelaku penembakan massal bukan hanya dilakukan remaja, tetapi juga oleh orang dewasa. Parahnya, ketersediaan senjata api di sana lebih mudah didapat secara legal selama mampu membelinya. Padahal itu berpotensi membahayakan pengguna dan orang di sekitarnya. Benarlah adanya pepatah “the man behind the gun”, senjata itu tergantung orang yang menggunakannya. Kalo polisi dan militer menggunakan senapan memang pantas meski mereka pun harus dilatih pikiran dan perasaan agar tak sembarang melepas timah panas ketika amarahnya tersulut untuk hal-hal yang bukan semestinya. Lha gimana jadinya kalo senjata api digunakan oleh orang yang kesehatan jiwanya terganggu? Bisa berbahaya, Bro en Sis. Oya, hampir lupa, banyaknya game atau film kekerasan bisa menginspirasi juga lho orang berbuat jahat. Waspadalah! Sobat muda muslim, umumnya seseorang yang rapuh mentalnya seringkali mudah putus asa, mudah marah, gampang mewek nggak jelas, mengutuki kegagalan diri, menyalahkan orang lain dan sejenisnya. Hadeuuh akan lebih gawat lagi kalo dia kemudian agresif menyerang orang lain atau merusak lingkungan sekitarnya. Solusi jitu? Terapkan syariat Islam, dong! Pada kondisi tertentu banyak orang merasa kesepian dan galau hidupnya. Namun, bagaimana pun beratnya menghadapi persoalan diri dan kehidupan, bagi seorang muslim yang taat akan tetap sabar hadapi kenyataan. Nggak gampang frustasi, nggak mudah depresi. Sebab, kita, kaum muslimin memiliki konsep hidup yang benar dan jelas. So, kalo kamu baca al-Quran saja, ada banyak ayat yang bisa memberikan ketenangan bagi pikir dan rasa kita. Sebab, al-Quran juga sebagai petunjuk dan penawar (obat) bagi orang-orang yang beriman. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Dan Kami turunkan dari al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS al-Israa [17]: 82) Dalam ayat lain, “Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,” (QS al-Israa [17]: 9) Kalo kamu masih penasaran, boleh coba buka ayat ini, “Katakanlah: “al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin.” (QS Fushshilat [41]: 44) Ya, al-Quran adalah pedoman dan petunjuk bagi kita, orang-orang yang beriman. Allah Swt. berfirman (yang artinya): “al-Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” (QS al-Jaatsiyah [45]: 20) Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Selain penjelasan dalam al-Quran, Rasulullah saw. juga memberikan tuntunan dalam sabdanya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada suatu kaum pun yang berkumpul dalam suatu rumah dari banyak rumah Allah (masjid) lalu mereka membaca ayat-ayat Allah dan mempelajarinya bersama-sama kecuali diturunkan bagi mereka ketenangan, dilimpahkan kepada mereka rahmat, para malaikat memuliakan mereka dan Allah pun akan menyebut siapa pun yang mengingatNya.” (HR Muslim) Bagi kita, kaum muslimin dan insya Allah sebagai mukmin sejati, cukuplah Allah yang layak disembah dan dimintai pertolongan. Kalo lagi galau jangan diturutin aja maunya perasaan hati kita, bisa-bisa malah akhirnya depresi atau frustasi. Tetapi cobalah merenung, interospeksi diri dan berusaha untuk tetap sabar dan tenang. Bacalah al-Quran, temukan solusinya. Bergaul lebih banyak dengan orang-orang shalih dan yang memiliki ilmu, agar kita nggak sesat jalan. Oya, syariat Islam bukan semata untuk menyelamatkan seseorang, tetapi juga banyak orang. Itu sebabnya, lebih keren lagi kalo negara yang menerapkannya untuk kemaslahatan manusia yang lebih luas lagi. Perhatian Islam dalam masalah jelasnya keturunan, perlindungan terhadap akal manusia, kehormatan, nyawa, harta, rasa nyaman beragama, juga tentang rasa aman, dan pembelaan terhadap negara. Hmm.. selengkapnya silakan baca buku karya Muhammad Husain Abdullah, yang judulnya Studi Dasar-dasar Pemikiran Islam, hlm. 81-84 atau boleh juga dalam buku saya, yang judulnya Yes! I am MUSLIM yang diterbitkan pada 2007. Di situ ada banyak penjelasan seputar syariat Islam yang diterapkan sebagai ideologi negara dan keunggulannya yang dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami remaja. Insya Allah. Oke deh sobat, akhirul keyboard, kasus penembakan massal di Amerika—yang pelakunya kemudian melakukan bunuh diri—adalah fakta bahwa mereka tidak memiliki solusi atau jalan keluar dari masalah yang menderanya. Memang kita tidak menafikan bahwa ada banyak juga fakta orang di Amerika yang stabil emosi dan mentalnya, namun ketersediaan senjata api—yang tentu saja lebih mematikan ketimbang pisau—sangat mudah didapat secara legal. Sehingga, kejadian yang terus berulang itu menunjukkan bahwa pemerintah Amerika tidak belajar dari kasus-kasus sebelumnya. Kita lihat saja nanti—bukan mendoakan lho, akan banyak lagi kasus terjadi di sana karena minimnya perhatian negara terhadap masalah itu. Dor! [solihin | Twitter: @osolihin]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun