Mohon tunggu...
Gohan Gaudiano
Gohan Gaudiano Mohon Tunggu... -

Nothing Personal

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Alana : Persembahan Terakhir

28 Maret 2014   09:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:22 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

cintamu begitu hidup

menyala dadaku berkobar

langkah diderap, asa menutun

hati dirajut, jiwa menguat

(2)

jam memukul mukul menit

Bersama dengAn cecunguk detiknya

menggulingkan waktu

jangan menunggu, katanya

(3)

buah cinta menatap

tirai tirai cinta dicabut

menaraperlahan menyatu tanah

tak kunjung

tak kunjung dibangun restu

(4)

neraca perak menimbang harapan

tiangnya rapuh

luntai tak menang

dewi terkapar

air mata tergores di bumi

(5)

sayap merpati mengepak tegas di atas kepala

teRang bias surya

membelah panjang berkilauan

adalah mahkota anugerah surga

yang ditempa anak malaikat

langit biru, pun noda tergusur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun