Semenjak pandemi menghampiri Indonesia kita tak bisa lagi menghindar atau menolak dengan paksa. Pembelajaran secara daring (dalam jaringan) atau online, Belajar dari Rumah (BDR), Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Indonesia sudah terjadi selama satu tahun dua bulan yang diikuti oleh semua jenjang TKK, SD, SMP, SMA, dan bahkan perguruan tinggi. Pendidikan dengan mencerdaskan anak bangsa yang berkompeten tetaplah berjalan walau dengan solusi yang mencekik. Kendati demikian pembelajaran daring menghadirkan inovasi baru bagi tenaga pendidik. Adanya pembelajaran daring ini mengharuskan setiap tenaga pendidik (guru atau dosen) tetap memberikan ilmunya terhadap peserta didik dengan mengupgrade diri berteman dengan teknologi.
Pembelajaran daring sudah satu tahun dua bulan tetapi praktik dalam pembelajaran masih minim, tenaga pendidik wajib mampu mendesain media pembelajaran yang menarik agar peserta didik tidak membosankan mengingat gaya belajar anak yang berbeda-beda, ada yang melalui auditori, visual, dan kinestetik. Dalam case ini keberadaan daring seperti tantangan baru bagi tenaga pendidik yang rentang usia di atas 45-an yang kudet (kurang update) terhadap teknlogi akan menjadi ketinggalan, sehingga adanya kesenjangan dalam melaksanakan pembelajaran selain itu kurangnya fasilitas yang mendukung seperti HP, Laptop, kuota atau alat bantu lainnya yang membantu terlaksananya pembelajaran online. Begitu pula dengan peserta didik yang memiliki banyak kekurangan mulai dari fasilitas penunjang.
Peran keluarga
Peran keluarga terutama orang tua sangatlah penting dalam mendampingi anak-anak terutama anak TKK, SD, SMP yang masih butuh pengawasan ketat sehingga pembelajaran berjalan dengan baik, ada banyak kendala dalam pembelajaran di rumah dari orang tua siswa bahwa mereka tidak bisa mengontrol emosi dalam mendampingi belajar, penggunaan HP lebih dari satu orang, pembagian waktu antara anak dan pekerjaan, belum lagi PR yang mereka tidak bisa kerjakan karena ada beberapa anak yang tidak pernah mengerjakan tugas sehingga orang tua yang menjadi siswa/i, miris bukan? Tetapi jauh dari itu adalah salah satu cara dari orang tua untuk memenuhi salah satu kriteria dari sekolah bahwa anak berhak mendapatkan nilai melalui tugas tersebut. Seperti filosofi Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara “jadikan setiap tempat sebagai sekolah, dan setiap orang di rumah sebagi guru", kita semua bisa belajar dimana saja untuk mengembangkan kreativitas. Salah satu pernyataan dari orang tua bahwa peserta didik kapan divaksinasi "gar kiranya peserta didik bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka seperti yang di isukan. Setidaknya persiapan dalam memasuki pembelajaran baru ini tidak bersifat mendadak nantinya. Siapkah pemeritah memberikan vaksinasi serentak agar tahun ajaran baru peserta didik bisa sekolah tatap muka?
Peran Sekolah dengan keluarga
Mari kita kembali ke tahun 2020 tepat di 1 April UNESCO mencatat bahwa ada 1,5 milyar anak usia sekolah berdampak covid-19 di 188 Negara termasuk 60 Jutaan di negara kita. Bahwa seluruh dunia mengalami hal yang sama tetapi sikap dalam menanggapinya saja yang mungkin berbeda sesuai kondisi masing-masing negara. Berbicara peran sekolah dalam menghadapi transisi metode belajar, kerja keras dan kerja cerdas adalah hal yang harus didominasi oleh setiap pihak sekolah. Sekolah merupakan refleksi atau cerminan kehidupan masyarakat sehingga sekolah tidak bisa melepas diri dengan kenyataan yang ada di masyarakat. Dalam pembelajaran online ini sekolah dalam hubungannya dengan keluarga memiliki peran dalam mendidik, memperbaiki dan memperhalus tingkah laku peserta didik. Pendidikan itu tanggung jawab bersama keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga, pendidikan era pandemi ini membutuhkan kerja sama antar sekolah, guru dan keluarga mengingat banyak peserta didik yang karena kurang terkontrolnya dalam bimbingan belajar online dengan berbagai alasan yang mendominasi, HP dipakai orang tua untuk berbisnis online, tidak ada kuota, jaringan tidak mendukung, dll.
Jaringan Internet
Penggunaan internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,2 juta jiwa jumlahnya meningkat dari pada tahun 2020 27 Juta jiwa dari jumlah penduduk Indonesia 274,9 juta jiwa menurut data dari Hootsuite dan We Are Social artinya semua aspek menggunakan internet besar kemungkinan ketika pembelajaran online seringkali terkendala oleh jaringan entah lebih memilih Wi-Fi karena praktis dibandingkan dengan KabeL LAN, perangkat keras yang digunakan, dan bahkan gangguan provider internet. Sampai saat ini terhambatnya proses belajar yang dipengaruhi oleh jaringan internet kurang stabil bukan hanya terjadi di daerah terpencil yang minim jaringan tetapi di kota besar seperti Jakarta seringkali mengalami gangguan jaringan pada saat pembelajaran online. Guru seringkali mengalami hal konyol selama pembelajaran online seperti sudah menjelaskan materinya tetapi tidak tersampaikan dengan jelas pada peserta didik, sampai kapankah pembelajaran secara nyaman dan gamblang terlaksanakan?
Kebijakan Sekolah Offline
Pemerintah dalam kebijakan baru menerapkan sekolah tatap muka (offline) dalam Surat Keputusan Bersama (SKB). Adanya pemberian izin kebijakan sekolah offline ini didasarkan karena permintaan daerah, selain karena daerah zona hijau tekanan psikolog serta tekanan psikososial dan kekerasan terhadap peserta didik yang tidak diketahui. Selain pemerintah daerah pemerintah kota seperti beberapa sekolah di Jakarta sudah memulai uji coba pembelajaran offline dengan persyaratan bahwa sekolah memiliki fasilitas yang memadai untuk pencegahan covid-19, jumlah peserta didik dibatasi, menjaga jarak minimal 1,5 meter dan sebagainya. Tetapi hal ini memberikan tanda tanya besar bahwa kasus Covid-19 di Jakarta masih banyak per tanggal 1 Mei 2021 kasus aktif (masih dirawat/isolasi) bertambah 207 menjadi 7.155 dari 6.948 bertambah 230 kasus aktif sejak tanggal 30 April 2021, data ini berdasarkan postingan dari akun Instagram resmi @dkijakarta, jelas orang tua sangat khawatir terhadap adanya kebijakan sekolah offline tetapi kebijakan sekolah offline tergantung pemberian ijin dari orang tua peserta didik, jika masih ada orang tua peserta didik yang belum setuju berarti peserta didik tersebut masih bisa melanjutkan pembelajaran online bagaimanapun kesehatan peserta didik, keluarga adalah tetap prioritas.
Banyaknya dilema dalam pembelajaran online dimana kita sudah berada di area industry 4.0 harus melek teknologi membuat setiap kita merefleksi bahwa Pendidikan itu penting, kita haus akan Pendidikan, kita perlu dididik agar menjadi manusia terdidik apapun kondisinya Pendidikan tetaplah nomor satu dan sesuai tema Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2021 “Serentak Bergerak Wujudkan Merdeka Belajar” teruslah bergerak mengubah orang-orang disekitar menjadi lebih bermanfaat, itulah pendidik yang sebenarnya. Selamat Hari Pendidikan Nasional.