Dalam Perayaan Ekaristi Minggu Biasa yang ke XXII,Saya diajak untuk bermenung tentang penyangkalan diri. Secara pribadi saya mengartikan penyangkalan diri berarti dengan tegas mengatakan TIDAK terhadap kehendak sendiri karena tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Dalam permenungan,saya menemukan 3 godaan besar yang sering muncul dalam kehidupan setiap harinya :
1. Godaan kenikmatan bagi diri sendiri
2. Godaan untuk membiarkan diri ragu akan kemahakuasaan Tuhan
3. Godaan untuk lebh terlena kepada tahta dan kuasa dunia sehingga melupakan Allah.
Saat ini godaan atau tantangan ini seolah bersifat memaksa dan harus terpenuhi. Dizaman sekarang pun mentalitas manusiawi untuk tergoda pada kenikmatan duniawi yang menyesatkan,godaan kepada ambisi untuk mengambil posisi dan menggantikan peran Tuhan dalam hidup setiap harinya,serta godaan untuk kekuasaan dan kehormatan yang mendera manusia secara terus menerus.
Banyak contoh sederhana yang bisa saya temukan dan juga saya lakukan,misalnya : ketika duduk bersama di halte atau berpapasan cenderung sibuk dengan gadget masing-masing,budaya 3 S ( salam,sapa,senyum) sudah mulai hilang. Dan yang paling miris nya lagi ketika Perayaan Ekaristi pada saat khotbah ,banyak orang sibuk dengan gadgetnya. Selain itu juga ketika memberi teguran atau ditegur tak jarang mendapatkan respon yang tidak baik. Up To Me adalah jawaban yang paling populer saat ini.
Godaan atau tantangan ini sudah ada sejak dua ribu tahun yang lalu pada zaman Yesus. Akan tetapi pada zamannya Dia mampu menghalau semua godaan itu dengan cara hidup dalam Roh dan menjadi pelaksana sabda. Pertanyaannya adalah bagaimana saya menghadapi tantangan atau godaan yang terjadi saat ini ? godaan itu ibarat singan yang mencari mangsa.
Tak mudah untuk mengatakan tidak pada kehendak diri sendiri ,tapi saya berusaha untuk meminta petunjuk dari Tuhan. Apakah yang saya lihat atau yang saya rasakan saat ini baik untuk kehidupan saya ?.untuk menjawab pertanyaan itu saya lebih memilih untuk berdiam diri untuk berdoa dan menimbang-nimbang segala sesuatunya dalam hati. selain itu merenungkan Sabda sebagai  santapan rohani setiap harinya dan melakukannya.
Saya atau kita perlu belajar dari Yesus agar mampu menyangkal diri . Beranimenyangkal diri berarti membiarkan Tuhan menguasai dan merajai hidupku dengan kuasa RohNya yang menuntun dan menyelamatkan. Karena saya menyadari kelemahan dan kerapuhanku membuatku tak berdaya  untuk menghalau semua godaan.
Dunia ini penuh dengan cobaan,godaan yang sering membuat saya jatuh. Akan tetapi saya telah diberi akal budi yang sehat dan hati nurani seehinggamampu untuk berdicerment. Kemampuan untuk menghadapi segala godaan adalah sebuah indikasi bahwa saya diberi kekuatan dan kualitas yang hebat untuk hidup dalamRoh Tuhan.