Mohon tunggu...
Sr. Gaudensia Habeahan OSF
Sr. Gaudensia Habeahan OSF Mohon Tunggu... Guru - Biarawati
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup ini indah, seindah saat kita dapat berbagi dengan sesama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Kasih Corona

21 Agustus 2020   21:26 Diperbarui: 21 Agustus 2020   21:19 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sejuta rasa tercipta kar'na kedatangan mu
Seribu bahasa terucap kar'na kehadiran mu
Segala akal berputar mencari jawaban kar'na perbuatan mu
Sepiluh rasa tertancap di hati kar'na tingkah mu

engkau muncul tiba-tiba seperti hantu
Tak memberi isyarat dan kode pemberitahuan
Kehadiran mu seperti kilat
Cepat menyambar, kala aku tak siap diri

Sakit menyayat tubuh
Membunuh hidup, itu lah pekerjaan mu
Jiwa yang kau musnahkan berteriak dari kuburnya
Jiwa yang sekarat menangis dalam pembaringan
Dunia kau rantai dalam ketakutan mematikan

Kehadiran mu menjadikan waktu amat berharga
Tak sedetik pun terbuang sia-sia
Tuhan dicari hingga disetiap lorong
Tangan-tangan menadah ke langit
Doa membumbung tinggi seperti asap dupa
Harapan pun dilambungkan tiap saat

Rumah tak lagi sepi
Suami, istri, anak-anak bertatap muka
Duduk manis berkisah dalam satu meja kebersamaan

Jendela - jendela tak lagi tertutup
Pintu solidaritas juga terbuka lebar
Tindakan sosial meningkat tanpa melihat rupa
Tangga kepedulian menjulang tinggi hingga menembus langit biru
Semua sadar hidup dalam satu atap
menumpang di rumah-NYA

Kedatanganmu memutarbalikkan roda kehidupan
Menurunkan dasi pejabat dan pemangku kekuasaan
Menyingsingkan lengan bajunya
Tuk menolong kaum kecil dan terabaikan

Burung-burung bernapas lega
Ikan-ikan tak lagi makan sampah
Pohon-pohon berkembang subur
Udara segar pun mengalahkan polusi

Karena perbuatan mu
Banyak Kasih yang ditebar
Banyak Cinta yang dituai

Kini aku, kamu, kita akan berkisah
Pada anak-cucu kelak
Kisah tragis dibalik pilu
Adalah teguran pembawa kebahagiaan
Itu lah akhir dari semuanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun