Sejuta rasa tercipta kar'na kedatangan mu
Seribu bahasa terucap kar'na kehadiran mu
Segala akal berputar mencari jawaban kar'na perbuatan mu
Sepiluh rasa tertancap di hati kar'na tingkah mu
engkau muncul tiba-tiba seperti hantu
Tak memberi isyarat dan kode pemberitahuan
Kehadiran mu seperti kilat
Cepat menyambar, kala aku tak siap diri
Sakit menyayat tubuh
Membunuh hidup, itu lah pekerjaan mu
Jiwa yang kau musnahkan berteriak dari kuburnya
Jiwa yang sekarat menangis dalam pembaringan
Dunia kau rantai dalam ketakutan mematikan
Kehadiran mu menjadikan waktu amat berharga
Tak sedetik pun terbuang sia-sia
Tuhan dicari hingga disetiap lorong
Tangan-tangan menadah ke langit
Doa membumbung tinggi seperti asap dupa
Harapan pun dilambungkan tiap saat
Rumah tak lagi sepi
Suami, istri, anak-anak bertatap muka
Duduk manis berkisah dalam satu meja kebersamaan
Jendela - jendela tak lagi tertutup
Pintu solidaritas juga terbuka lebar
Tindakan sosial meningkat tanpa melihat rupa
Tangga kepedulian menjulang tinggi hingga menembus langit biru
Semua sadar hidup dalam satu atap
menumpang di rumah-NYA
Kedatanganmu memutarbalikkan roda kehidupan
Menurunkan dasi pejabat dan pemangku kekuasaan
Menyingsingkan lengan bajunya
Tuk menolong kaum kecil dan terabaikan
Burung-burung bernapas lega
Ikan-ikan tak lagi makan sampah
Pohon-pohon berkembang subur
Udara segar pun mengalahkan polusi
Karena perbuatan mu
Banyak Kasih yang ditebar
Banyak Cinta yang dituai
Kini aku, kamu, kita akan berkisah
Pada anak-cucu kelak
Kisah tragis dibalik pilu
Adalah teguran pembawa kebahagiaan
Itu lah akhir dari semuanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H