negosiasi sangat penting untuk mempegaruhi keputusan serta presepsi publik maupun klien. Lobi dan negosiasi memiliki kemampuan untuk membentuk opini public, mempengaruhi suatu kebijakan, dan membuat kesepakatan dengan tujuan saling menguntungkan. Melalui ilmu yang mendalam tentang teknik lobi dan negosiasi, kita dapat memahami bagaimana “seni” ini dapat digunakan secara efektif dalam dunia professional public relations.
Dalam profesi Public Relations, kemampuan melobi dan ber-Penting bagi para praktisi PR untuk mempelajari serta memahami cara mengimplementsikan teknik lobi dan negosiasi dengan benar dan bertanggung jawab. Membentuk relasi yang baik dengan tujuan saling menguntungkan dengan orang yang memiliki kepentigan, harus diiringi dengan kejujuran dan keterbukaan.
Lobi dan Negosiasi Pada Public Relations
Kemampuan untuk melobi dan bernegosiasi sangat penting bagi seorang Public Relations Profesional. Karena seorang PR profesional selalu berhubungan dengan masyarakat, baik sebagai anggota masyarakat secara keseluruhan maupun sebagai anggota organisasi yang berhubungan dengan pihak lain. Selain itu, PR harus bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungan dengan pihak luar yang memenuhi kebutuhan perusahaan atau organisasi. PR juga harus berhubungan dengan berbagai pihak terkait dan bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam proses memperoleh perizinan dan hal-hal lain yang terkait dengan pihak luar. Oleh karena itu, kemampuan melobi dan bernegosiasi merupakan cara untuk mencapai kesepakatan antara pihak yang diwakili oleh seorang PR dan pihak yang memiliki kepentingan. Untuk memediasi konflik dua pihak, juga diperlukan kemampuan lobi dan negosiasi.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan, Melobi adalah pendekatan secara tidak resmi, tetapi pelobian adalah bentuk partisipasi politik yang mencakup usaha individual atau kelompok untuk menghubungi para pemerintah atau pimpinan politik dengan tujuan mempengaruhi keputusan atau masalah yang dapat menguntungan seuma orang. Teori komunikasi dua arah simetris yang dikembangkan oleh James E. Grunig, menyatakan bahwa PR idealnya berfungsi sebagai jembatan komunikasi yang seimbang antara publik dan organisasi. Meskipun demikian, lobi dan negosiasi sering dianggap sebagai tindakan sepihak yang lebih menguntungkan pihak organisasi. Hal ini menimbulkan tantangan etis bagi mereka yang bekerja sebagai PR dalam melakukan pekerjaan mereka.
Lobi, sebagai seni mempengaruhi kebijakan public dan sering kali digunakan oleh organisasi untuk memastikan kepentingan mereka diperhatikan oleh pembuat keputusan. Teknik ini melibatkan upaya persuasif yang intensif, mulai dari memberikan informasi yang mendalam hingga membangun hubungan pribadi dengan pemangku kepentingan. Di sisi lain, negosiasi adalah proses yang digunakan untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan antara berbagai pihak yang berkepentingan.
Contoh Kasus
Negosiasi antara pemerintah dan PT Freeport Indonesia mengenai perpanjangan kontrak dan pembagian keuntungan dari tambang emas dan tembaga Papua adalah salah satucontoh kasus lobi dan negosiasi yang menonjol. Selama bertahun-tahun, perundingan ini melibatkan penggunaan berbagai strategi PR, seperti komunikasi yang direncanakan dengan media, lobi kepada pejabat tinggi pemerintah, dan kampanye untuk mendapatkan dukungan publik. Akhirnya, kesepakatan yang dianggap lebih adil dan menguntungkan bagi kedua belah pihak dan masyarakat lokal tercapai setelah proses negosiasi yang sulit dan melibatkan banyak pemangku kepentingan.
Contoh lain adalah kasus negosiasi antara perusahaan teknologi Apple dan FBI pada tahun 2016 terkait dengan enkripsi data pengguna. FBI meminta Apple untuk membuka akses ke data pengguna sebagai bagian dari penyelidikan kriminal, namun Apple menolak dengan alasan perlindungan privasi dan keamanan pengguna. Melalui negosiasi yang intens, Apple menggunakan teknik komunikasi PR yang cerdas untuk mendapatkan dukungan publik dan membangun narasi bahwa melindungi data pengguna adalah prioritas utama. Kasus ini menunjukkan bagaimana teknik negosiasi yang efektif dapat membantu organisasi mempertahankan prinsip-prinsip inti mereka sambil berusaha mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dalam situasi yang kompleks dan sensitif.
Kesimpulan
Kemampuan melobi dan bernegosiasi adalah keterampilan krusial bagi profesional Public Relations dalam mempengaruhi keputusan dan persepsi publik. Teknik ini memungkinkan PR untuk membentuk opini publik, mempengaruhi kebijakan, dan mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Namun, penggunaan lobi dan negosiasi harus dilakukan dengan etika, kejujuran, dan keterbukaan untuk menjaga kepercayaan publik dan integritas organisasi. Contoh-contoh seperti negosiasi antara pemerintah dan PT Freeport Indonesia, serta antara Apple dan FBI, menunjukkan bagaimana teknik ini dapat diterapkan secara efektif dalam situasi yang kompleks dan sensitif, memberikan hasil yang adil dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Penulis: Gattan Qilabi Tsaqif
Penulisan artikel ini bertujuan untuk memenuhi UAS Teknik Lobi dan Negosiasi