Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ternyata PKS Sering Dibom Molotov

8 November 2014   16:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:19 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau suatu malam saya apel di rumah seorang gadis yang diperebutkan banyak lelaki, selang berapa lama kemudian terdengar suara “prang”. Setelah diperiksa ternyata kaca spion motor saya pecah. Siapa yang menjadi tertuduh? Tuduhan pasti dilontarkan kepada pesaing saya. Lalu siapa yang diuntungkan? Pihak yang diuntungkan jelas saya sendiri, karena hanya dengan bermodalkan kaca spion saya bisa merusak reputasi para pesaing.

Ya, dalam aksi teror selalu ada pihak yang dituduh sebagai pelakunya, ada pihak yang menjadi korban, tetapi ada juga pihak yang diuntungkan. Siapapun pelakunya, “para pihak” tersebut selalu ada. Pelaku teror sendiri bisa siapa saja, bisa pihak lawan, bisa pihak korban sendiri (sepengetahuan atau tanpa sepengetahuan korban), atau bisa juga orang ketiga. Motifnya pun bisa bermacam-macam.

Kamis 6 November 2014 aksi teror ini menimpa Amien Rais. Menurut berbagai pemberitaan sekitar pukul 02.00 WIB. Pelaku menembak mobil milik Amien  yang tengah terparkir di halaman rumahnya di Jalan Pandean Sari, Condong Catur, Yogyakarta. Dari berbagai pemberitaan juga diketahui bila dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban luka, apalagi korban jiwa. Kerugian yang diakibatkan aksi teror tersebut juga sangat minimalis, yaitu lubang di badan mobil milik Amien dan jok belakang yang ditembus peluru.

Siapa pelaku teror di rumah Amien? Pelakunya bisa lawan politik, rekan politik (sepengetahuan atau tanpa sepengetahuan Amien), atau orang ketiga yang menunggangi perseteruan politik di tanah air. Tetapi, dengan serangan toror tersebut, tercipta opini Amien dan kelompoknya (KMP) sebagai korban dan KIH sebagai pelakunya. Jelas di sini kubu KMP diuntungkan dan kubu KIH dirugikan.

Kalau diperhatikan serangan teror terhadap Amien ini kerugian yang diderita korban sangat minimalis. Amien hanya rugi karena mobil mewahnya dilubangi sebutir peluru. Tetapi di lain pihak lawan politik kubu Amien mendapat kerugian besar karena ditudung sebagai teroris. Dan terorisme masuk dalam kejahatan luar biasa.

Sebenarnya aksi teror dengan kerugian minimalis kerap terjadi. Pelaku biasanya menggunakan bom molotov yang dilemparkan ke benda-benda mati sehingga tidak menimbulkan korban manusia. Bila mencari “pks molotov” di google, akan menemukan banyak link terkait aksi teror yang ditujukan kepada Partai Keadilan Sejahtera.


  1. 21 Mei 2007 sekitar pukul 02.30 WIB ke kantor DPD PKS Depok yang terletak di Jl Beringin Raya, Margonda, Depok dilempar bom molotov. http://news.detik.com/read/2007/05/21/125324/782795/10/dilempar-bom-molotov-kantor-dpd-pks-depok-nyaris-terbakar
  2. 14 April 2008 kantor DPD PKS kota Bandung dilempar seseorang dengan bom molotov. http://www.indosiar.com/fokus/kantor-pks-dilempar-bom-molotov_69266.html
  3. 28 Juni 2010 kantor DPW PKS Sumatera Barat dilempari bom molotov oleh orang tak dikenal. http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/10/06/29/122098-kantor-pks-di-padang-dilempari-bom-molotov
  4. 24 Oktober 2012 Bom molotov dilemparkan ke Kantor DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Tanjungpinang. http://m.inilah.com/read/detail/1919674/dua-bom-meledak-di-kantor-pks
  5. 20 Februari 2013 toko milik kader PKS Musanto di di Desa Sindang, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dilempar bom molotov. http://microsite.metrotvnews.com/metronews/read/2013/02/20/6/132651/Toko-Milik-Kader-PKS-di-Indramayu-Dilempar-Bom-Molotov
  6. 5 Maret 2013, 2 hari menjelang Pilgub Sumatera Utara kantor DPW PKS Sumut dibom molotov, http://poskotanews.com/2013/03/06/kantor-dpw-pks-sumut-dilempar-bom-molotov/

Bisa jadi jumlahnya lebih banyak lagi, atau banyak juga serangan molotov terhadap PKS yang tidak diberitakan.

Menariknya bukan hanya kantor-kantor milik PKS saja yang dilempari bom molotov. Pada 11 Juli 2014 kantor lembaga survei Jaringan Suara Indonesia (JSI)  dilempar bom molotov. JSI adalah salah satu dari lembaga survei yang dalam rilis quick count-nya memenangkan Prabowo-Hatta. Dan, PKS merupakan parpol yang mendukung Prabowo-Hatta dalam Pilpres 2014. http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/07/11/269592231/Kronologi-Kantor-JSI-Dilempar-Bom-Molotov

Dua tahun sebelumnya tepatnya 21 Juni 2012 rumah Suryadi, salah satu tim sukses pasangan calon Gubernur DKI Jakarta dari PKS, Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini, di daerah Petogongan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dilempar bom molotov oleh orang tak dikenal. http://www.beritasatu.com/microsite/ramadan/megapolitan/55423-timses-hidayat-didik-diteror-bom-molotov.html (Di situ Suryadi disebut sebagai seorang ustad. Tidak jelas apakah ia ustad PKS atau bukan. Karenanya saya pisahkan kasus Suryadii dengan kasus-kasus serangan molotov terhadap PKS sebelumnya).

Menariknya, pelemparan dua bom molotov di kantor DPD PKS Tanjungpinang terdapat beberapa kejanggalan. Beberapa saksi mata melihat kejadian tersebut sebagai sebuah keanehan. Karena selain berada di lokasi yang ramai lalu-lintasnya saat kejadian, kantor tersebut juga tengah ramai-ramainya dan tidak semua yang di kantor shalat berjamaah. Disamping itu, juga terdapat sejumlah CCTV yang terpasang di beberapa titik dari depan sampai ke dalam kantor tersebut. Anehnya, sewaktu CCTV dibuka tidak terlihat gambarnya. http://m.inilah.com/read/detail/1919674/dua-bom-meledak-di-kantor-pks

Entah, apakah korek api gas yang jumlahnya sebanyak tiga buah dalam kasus pelemparan molotov di toko Musanto adalah sebuah kejanggalan?

Siapapun pelaku dan apapun motifnya, penyerangan terhadap PKS adalah bentuk dari terorisme. Pertanyaannya, apakah PKS dirugikan dengan aksi teror tersebut? Kerugian pasti ada. Tapi, seberapa besar kerugiannya? Kemudian, adakah keuntungan yang didapat PKS dari serangan teroris tersebut?

Pasca serangan pelemparan bom molotov di Indramayu yang terjadi jelang Pilkada Jabar, PKS lewat kader terbaiknya Mahfudz Siddiq langsung mengarahkan jari telunjuknya kepada kompetitor cagub Aher-Demiz yang didukung PKS. Tudingan Mahfudz ini dilontarkan tanpa menunggu hasil penyelidikan polisi, apalagi ber-thabayun dengan pelakunya.

“Kompetitor Aher-Demiz dalam Pilgub Jabar mulai panik. Semalam rumah kader PKS di Indramayu dilempari molotov. Tekanan berlanjut. Sebelumnya, banyak atribut Aher-Demiz di Indramayu dicopot dan dirusak pihak tertentu yang teridentifikasi sebagai orang-orangnya pasangan lainnya," ujar Mahfudz via akun twitternya. http://www.pkspiyungan.org/2013/02/aher-teratas-kompetitor-panas-rumah.html

Sebelas-dua belas dengan Mahfud, Hidayat Nurwahid pun secara tidak langsung menuding pesaingnya dalam pilgub DKI sebagai pelakunya.

"Jangan terprovokasi aksi tersebut, karena itu memang yang diinginkan pihak-pihak yang  tidak senang dengan kerja-kerja pemenangan pasangan Hidayat Didik," kata Hidayat.

Dari tudingan Mahfudz dan Hidayat tersebut bisa disimpulkan bahwa PKS memanfaatkan aksi teror yang ditujukan kepada pihaknya untuk menyerang lawan politiknya. Kembali kepada pertanyaan di atas, berapa kerugian materi yang dialami PKS. Di sisi lain, seberapa besar keuntungan yang bisa dimanfaatkan PKS dan seberapa besar kerugian di pihak lawan politiknya?

Tambahan:

Membaca serangkaian serangan bom molotov terhadap PKS beserta kejanggalannya, dan juga tudingan kepada pihak lain mengingatkan saya pada dokumen “Pengendalian Stabilitas Parpol Menjelang Pemilu 2009”. Ulasan dari dokumen tersebut bisa dibaca di  sini: http://tarbiyahbukanpks.com/fitnah-bin-mubahalah/. Sebagai tambahan nama Wakil Kepala BIN dalam dokumen tertulis As'ad Ali Said padahal yang benar adalah As'ad Said Ali.

[caption id="attachment_352511" align="aligncenter" width="472" caption="Screenshot halaman 2 dari Dokumen “Pengendalian Stabilitas Parpol Menjelang Pemilu 2009di mana "][/caption]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun