Tanpa gembar-gembor sebelumnya, Ridwan Kamil bertemu dengan Megawati pada sore hari ini, Selasa 29 Agustus 2016. Pertemuan itu berlangsung di Wisma Kinasih, Depok. Kang Emil yang menggenakan kemeja merah, warna khas PDIP, datang saat Megawati Soekarnoputri sedang semangat berpidato di hadapan calon kepala daerah.
Genius. Mungkin itu kata yang paling tepat untuk menggambarkan langkah politil PDIP-Emil. Sekali bergerak., tiga sasaran terserudug. Ahok beserta tiga parpol pendukungnya, Gerindra bersama parpol koalisi Kekeluargaan pendukung Sandiaga Uno, kader PDIP dan terakhir adalah Jokowi.
Bagaimana pun Emil sempat disebut-sebut sebagai sosok yang dinilai sanggup mengalahkan Ahok, sang cagub petahana. Elektabilitasnya hampir sejajar dengan Risma. Dengan demikian, Emil merupakan calon alternatif setelah Risma.
Dengan potensi besarnya itu, kedatangan Emil dalam acara yang digelar oleh PDIP mau tidak mau berhasil mengguncang koalisi pendukung Sandiaga. Bisa jadi ketidakhadiran PKS saat deklarasi pencalonan Sandi pada 25 Agustus 2016 lalu terkait adanya pertemuan ini. Mungkin adanya rencana pertemuan ini juga yang membuat PAN dan PPP terkesan ogah-ogahan menghadiri deklarasi Sandi.
Sekalipun belum tentu PDIP bakal mencalonkan Emil. Tapi, lewat kehadiran Emil, PDIP seolah mengatakan kepada Gerindra untuk tidak coba-coba bermain api dengan parpol besutan PDIP itu. Sebagaimana yang diberitakan, Gerindra sebelumnya menggertak PDIIP. Katanya, Gerindra tidak mau menunggu keputusan PDIP. Gerindra akan terus maju dengan atau tanpa PDIP. Sekarang, Gerindra mau tidak mau harus menats ulang strateginya.
Kepada kadernya, Mega menyerukan untuk berhenti meributkan arah dukungan. Lewat kehadiran Emil yang mengejutkan lengkap dengan “seragam” PDIP-nya itu, Mega seolah berkata, kalau dirinya mempunyai rencana yang tidak banyak diketahui oleh kader PDIP, bahkan petingginya. Sekaligus, Mega pun berkata kepada kadernya untuk lebih sabar menunggu dan memberikan kepercayaan penuh kepadanya.
Sementara kepada Ahok dan tiga parpol pendukungnya, Mega menyampaikan pesan untuk tidak memandang sebelah mata kepada PDIP. Kalau Emil dicalonkan, sudah pasti PKS akan merapat. Sedangkan, hanya PDIP dan PKS yang dikenal memiliki mesin politik yang dapat bergerak walau dengan sedikit pelumas. Itulah kenapa Ahok masih terus mendekati Megawati. Ahok mengharapkan mesin parpol. Kepada Ahok, Megawati pun seolah berkata kalau bukan cuma Ahok dan Risma yang sedang ditimbang-timbang. Karenanya, lewat kehadiran Emil, sudah semestinya Ahok lebih menunduk kalau masih membutuhkan dukungan PDIP.
Jokowi pernah bertemu dengan Emil. Setelah pertemuan keduanya, Emil mengungkapkan kalau Jokowu menginginkan ia tidak nyagub di DKI, tetapi melanjutkan masa tugasnya sebagai Walikota Bandung. Dengan cara mengundang Emil, Mega mengatakan kepada Jokowi sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara untuk tidak cawe-cawe dalam soal pemilu daerah. Sekaligus mengingatkan Jokowi untuk lebih mematuhi konstitusi di mana setiap anak bangsa berhak untuk memilih dan dipilih.
Kehadiran Emil adalah sinyal kalau akan ada kejutan lain dari PDIP pada Pilgub DKI 2017 ini. Dan kejutan itu akan kembali diperlihatkan jelang batas akhir pendaftaran pasangan calon.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H