Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Risma dan Calon Lainnya Hanya akan Melawan "Buto Cakil"

13 Agustus 2016   09:17 Diperbarui: 13 Agustus 2016   16:03 5797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: nyoozee.com

Sekarang ini banyak pengamat dan politisi yang bilang Risma, Sandiaga, Buwas, Sjafrie Samsoeddin, dan bakal cagub lainnya tidak mungkin mengalahkan Ahok. Kata mereka, data yang dirilis sejumlah lembaga survei menunjukkan tingkat elektabilitas Risma yang masih jauh di bawah Ahok. 

Para pengamat dan politisi ini mungkin lupa kalau elektabilitas Jokowi beberapa minggu setelah pencalonannya pun jauh di bawah Foke. Elektabilitas Ganjar Pranowo pun masih jauh tertinggal dari cagub petahana Bibit Waluyo. Toh, Jokowi memenangi Pilgub DKI 2012 dan Ganjar menang pada Pilgub Jateng 2013.

Demikian juga dengan Rieke Dyah Pitaloka dan Effendi Simbolon. Meski keduanya kalah dalam Pilgub Jabar 2013 dan Pilgub Sumut 2013, tetapi tingkat elektabilitas keduanya peningkatan yang cukup signifikan dan pada saat pemilu keduanya hampir mengalahkan cagub petahana. Rieke nyaris mengalahkan Aher. Sementara Effendi hampir mempecundangi Gatot Pujo. (Pernah dituliskan dalam artikel berjudul "Miskin Data, TV One ....".

Katakanlah angka-angka hasil survei itu bukan hasil tipuan sulap. Katakanlah media pun memberitakannya tanpa membodohi publik, seperti Metrotvnews.com yang dengan polosnya memelintir angka popularitas menjadi elektabilitas. Tetapi, sebagaimana menurut pengalaman-pengalaman sebelumnya, "pemenang" survei belum tentu memenangi pemilu. Dan, meski menang selisih suaranya pun belum tentu jauh berada di atas lawan-lawannya.

Saat ini elektabilitas Ahok, menurut sejumlah rilis survei memang jauh di atas calon lawan-lawannya. Tetapi, sampai saat ini dan mungkin sampai 21 September 2016 yang ditetapkan sebagai deadline pendaftaran bakal pasangan calon Gubernyr DKI, baru Ahok yang memastikan diri untuk nyagub. 

Wajar saja kalau elektabilitas Ahok masih bertengger di puncak teratas. Hal itu disebabkan Ahok merupakan cagub petahana sebagaimana Foke, Bibit, Aher, dan Gatot. Terlebih selama hampir setahun ini, nama Ahok terus dikampanyekan dalam sejumlah event, khususnya pengumpulan KTP yang digelar di sejumlah mal, kantor, bahkan konon sampai gang-gang sempit. 

Rilis survei baru bisa banyak bicara setelah tiga bulan sejak 21 September 2016. Ketika itu setiap lembaga survei biasanya sudah merilis 3 hasil surveinya. Dari situ baru bisa terbaca tren dari setiap calon. Apakah elektabilitasnya meningkat, menurun, atau relatif ajeg di tempat.

Tetapi, perlu diingat publik harus bisa mengidentikkan mana lembaga survei bayaran calon dan mana yang bukan. Pengalaman pada Pilgub DKI 2012, Lingkaran Survei Indonesia yang di sebut-sebut sebagai pendukung Foke masih memposisikan Foke di tempat teratas. Bahkan beberapa hari jelang hari pencoblosan pun, menurut survei LSI, elektabilitas Foke masih mengungguli Jokowi. 

Karenanya, para kandidat gubernur beserta tim suksesnya dan juga masyarakat jangan terintimidasi oleh hasil- hasil survei yang sudah dipublikasikan. Sebab survei bisa bermuatan akademis, tapi bisa juga politis. Saat survei bermuatan politis ia tidak lebih dari alat propaganda.

Sampai saat ini elektabilitas Ahok diketahui berada di posisi teratas. Ahok pun menguatkan hasil survei itu dengan mengklaim berhasil mengumpulkan 1 juta KTP. Awalnya, Ahok menegaskan kalau 1 juta KTP terkumpul, dia akan nyagub lewat jalur peorangan. Tetapi karena Ahok batal nyagub lewat jalur independen, maka klaim 1 juta KTP itu diragukan kebenarannya. 

Sementara sejumlah lembaga survei yang mengunggulkan Ahok diketahui terkait lingkaran dalam Ahok. Cyrus Network adalah "EO" yang mengoperasikan Teman Ahok. Sementara Sunny Tanuwidjaja disebut-sebut terkait Populi Center dan CSIS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun