Apa yang kita pikirkan tentang Bom Bali 2? Kita akan mengatakan bom bunuh yang dilakukan 3 pelaku pada 1 Oktober 2005. Satu pelaku melakukan aksinya di Kuta dan dua dua lainnya di Jimbaran. Sedang jumlah korban yang tewas sejumlah 23 orang tewas dan 196 lainnya luka-luka.
Kemudian, apa yang kita pikirkan setelah mengingat bila pada 30 September 2005, sehari sebelum Bom Bali 2, pemerintah menaikkan harga BBM hingga 126 % yang berlaku mulai 1 Oktober 2005?
Salahkah bila ada yang berspekulasi jika Bom Bali 2 merupakan upaya pengalihan isu dari kenaikan harga BBM? Bukankah Indonesia dirugikan dengan adanya Bom Bali 2? Bagi yang berspekulasi Bom Bali 2 merupakan upaya pengalihan isu maka jawabannya adalah, Indonesia memang dirugikan dengan adanya aksi teror di kawasan wisatanya. Tetapi, seberapa besar kerugian Indonesia bila Bom Bali 2 tidak dialihkan?
Kalau memang Bom Bali 2 adalah upaya pengalihan isu, maka logikanya dalangnya adalah orang dari pemerintah sendiri? Benar logikanya memang demikian. Tapi, bagaimana dengan berita ini yang menyebut Presiden SBY telah mendapat peringatan adanya serangan terorisme sejak bulan Juli 2005. http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/10/01/mtyvf7-hari-ini-delapan-tahun-lalu-terjadi-bom-bali. Dengan berita tersebut spekulasi pastinya berkembang lagi.
Spekulasi bukanlah analisa yang membutuhkan data dan landasan teori. Spekulasi itu sebelas-dua belas dengan teori konspirasi yang hanya membutuhkan imajinasi untuk menghubungkan dua fakta atau lebih. Menghubungkan fakta, bukan khayalan!
Lantas bagaimana dengan teror yang ditujukan kepada Amien Rais Kamis 6 November 2014 kemarin. Mobil mewah Amien ditembak orang tidak dikenal sekitar pukul 01.00 WIB. Dalam serangan teror itu tidak jatuh korban jiwa, korban luka pun tidak. Amien hanya mengalami kerugian materi akibat bagian kanan belakang mobilnya berlubang akibat ditembus peluru.
[caption id="attachment_352736" align="aligncenter" width="490" caption="Mobil milik Amien Rais yang ditembak"][/caption]
Kalau melihat sosok Amien Rais, maka mau tidak mau kita akan mengingat kiprahnya di dunia politik, khususnya 2 tahun terakhir di mana Amien dengan genjar menyerang Jokowi sejak Pilkada DKI 2012. PAN, partai yang didirikannya pun kini bergabung dengan Koalisi Merah Putih yang beroposisi dengan pemerintah.
Jika perseteruan politik ini diramu dengan teror yang menimpa Amien, maka akan muncul kemungkinan 3 pelaku. Pelaku pertama lawan politik Amien. Pelaku kedua kawan politik Amien. Pelaku ketiga pihak lain yang menunggangi perseteruan politik. Dan, jika pun pelakunya kawan politik Amien, beum tentu aksi itu atas sepengetahuan Amien.
Kalau melihat perimbangan opini publik belakangan ini jelas kubu KMP tengah mengalami “defisit”. Pertama berbaliknya posisi Susi Pudjiastuti yang semula dicibir kini menjadi sosok yang dielu-elukan. Kedua tersudutnya kubu KMP yang semula mengopinikan Muhamad Arsyad sebagai penghina presiden bergeser sebagai pelanggar UU Pornografi dan UU ITE. Bahkan pembelaan Suryadharma Ali dan Aboebakar Al Habsy terhadap Arsyad menjadi blunder dan semakin menyudutkan KMP setalah pernyataan keduanya digoreng menjadi dukungan terhadap pornografi. Ketiga dibagikannya 3 kartu sakti pro rakyat oleh pemerintah. Keempat blusukan menteri Jokowi yang semakin menyesakkan kubu KMP. Sesaknya dada KMP ini terlihat beberapa hari kemudian dengan terlontarnya kata “muntah” dari mulut Nurul Arifin..
Dalam posisi yang tidak menguntungkan itu, wajar bila kemudian muncul spekulasi bila kubu Amien melakukan play victim. Lewat play victim-nya Kubu Amien (KMP) berupaya keluar dari keterdesakan dan mencoba meyerang balik lawannya.
Tetapi, permainan play victim ini pun bisa juga dilakukan oleh lawan politik Amien pihak ketiga dengan tujuan memunculkan opini bila kubu Amien tengah menyakiti dirinya sendiri lewat aksi teror “minimalisnya”. Jadi, pelakunya bisa siapa saja.
Sumber foto: http://m.tribunnews.com/regional/2014/11/08/penembakan-mobil-amien-rais-teror-terencana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H