ELT atau Emergency Locator Transmitter merupakan salah satu perangkat penting bagi pesawat. Jika pesawat mengalami kecelakaan, perangkat ini akan memancarkan sinyal untuk memberitahukan lokasi keberadaannya. Dari berbagai media disebutkan perangkat ini baru berfungsi jika pesawat mengalami kecelakaan baik berupa benturan yang disebabkan tabrakan atau ledakan atau masuk ke dalam laut.
Dalam beberapa kasus, ELT tidak mengeluarkan sinyal. Ada beberapa kemungkinan kenapa ELT AirAsia tidak mengeluarkan sinyalnya. Pertama, antena ELT rusak atau terputus. Dalam kasus kecelakaan pesawat Sukhoi di Gunung Salak dketahui jika antene ELT terlepas sehingga tidak dapat memancarkan sinyal. Kedua ELT terlempar dari pesawat dan mengalami kerusakan. Ketiga, lokasi kecelakaan berada di balik gunung yang tidak memungkinkan ditangkapnya sinyal dari balik gunung. Keempat, baterai ELT habis atau kosong.
Tetapi, setiap pesawat, apalagi secanggih Airbus 320 pasti memasang dua ELT dalam badan pesawatnya. Jadi, jika satu ELT rusak, kehabisan baterai, atau terlempar, mungkin ELT lainnya akan berfungsi. Dan, jika pesawat jatuh di balik gunung, sinyal ELT pun masih bisa ditangkap oleh satelit yang berada di atasnya. Jika pun baterai habis, seharusnya ELT baru tidak lagi berfungsi setelah 2X24 jam setelah pesawat mengalami kecelakaan.
Dan, jika pun pesawat tenggelam yang mengakibatkan ELT tidak berfungsi, maka perangkat Underwater Locator Beacon (ULB) atau pinger akan menggantikannya. Perangkat ULB menempel pada black box dan memancarkan terus menerus suara “ping, ping, ping” selama 30 hari. Suara tersebut memancar dalam frekuensi dan interval tertentu dengan jarak 500 meter dari posisi ULB. Jadi, secara teknologi, sangat jelas kecil kemungkinan jika lokasi jatuhnya pesawat tidak diketahui. Kecuali jika kedua ELT mengalami gagal fungsi karena rusak, masalah daya, atau terlepas.
Secara otomatis ELT baru memancarkan sinyalnya jika pesawat mengalami kecelakaan. Jika berpegang pada asumsi ini, maka pesawat masih dalam kondisi utuh, seperti ketika pesawat ini tinggal landas. Hanya saja pesawat ini belum mendarat di bandara tujuan, atau telah mendarat dengan sempurna (tanpa mengalami kecelakaan) di lokasi yang belum diketahui. Inilah logika sederhana bila ELT dan perangkat emergency lainnya dijadikan inkator dalam keselamatan penerbangan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI