Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Efek Prabowo-Golkar Bikin Jokowi Kliyengan

1 Mei 2014   17:06 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:59 2370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melihat geliat Prabowo saya teringat pada tulisan “Dicerai” Megawati, Prabowo Belum Habis yang saya tayangkan pada 17 Maret 2014. Di situ saya menulis peta poltik pasca pileg yang bisa berubah cepat. Namun, di antara pergeseran-pergeseran peta politik ada dua situasi, yang ternyata, sesuai dengan hasil “penerawangan” saya.

Pertama situasi yang dialami Golkar. Jelang hari H pemilu situasi internal Golkar semakin tidak kondusif. Gugatan terhadap pencapresan ARB semakin menguat. Masalahanya, elektabilitas ARB paling tinggi dibanding kader Golkar lainnya, termasuk Jusuf Kalla. Namun, jika Golkar tetap mencalonkan ARB, kemungkinan menang melawan Jokowi sangat kecil. Jika ingin mengalahkan jagoan PDIP mau tidak mau Golkar harus berkoalisi dan mendukung pencapresan Prabowo.

Kedua, siapapun peserta konvensi Partai Demokrat sulit untuk memenangkan pilpres. Karenanya konvensi hanya akan melahirkan calon wakil presiden bukan calon presiden. Jika SBY bersedia mendampingkan jagoannya dengan Prabowo, maka dengan hanya perlu satu-dua parpol lagi untuk memenuhi presidential threshold.

Jika Prabowo mendapat dukungan dari Golkar atau Demokrat, maka partai-partai menengah seperti PKB, PAN, dan PPP akan merapat. Keempat partai tersebut sejak 1999 selalu ada di lingkar kekuasaan. Keempat partai Islam ini sulit mendapat jatah kursi menteri jika Jokowi memenangi RI 1. Karenanya satu-satu jalan untuk tetap berada dalam lingkar eksekutif hanya bergabung dengan capres kuat

Karena pengalamannya saat berkoalisi dengan Demokrat PKS sulit mendapat kepercayaan partai manapun. Sementara Nasdem lebih condong bergandengan dengan PDIP. Dengan Hanura sulit bergabung karena masalah masa lalu. Sedang 2 parpol lainnya, PKPI dan PBB kemungkinan hanya sebagai penggembira saja.

Fakta politik yang terjadi sekarang tidak jauh berbeda dengan hasil “penerawangan” yang saya tulis tersebut. Bedanya, sampai saya menulis artikel ini, hanya PKB yang menyatakan lebih memilih mendukung Jokowi ketimbang Prabowo, sementara PAN, PPP, dan PKS masih menunggu hasil akhir dari pergeseran peta politik.

Fakta lain adalah pertemuan ARB dengan Prabowo. Meski diberitakan pertemuan tersebut belum tercapai kesepakatan, namun dari fakta yang ada bisa diprediksi hasil akhirya. Golkar dengan pengalaman panjang berpolitik yang didukung kader-kadernya memiliki mesin politik terbaik di negeri ini. Karenanya Golkar menjadi salah satu parpol yang tidak menggantungkan diri pada kharisma tokohnya, malah justru sebaliknya banyak tokoh Golkar yang menjadi musuh bersama karena berbagai kasus, termasuk ketua umumnya. Sedang Gerindra baru terjun dalam 2 kali pemilu 2009 dan 2014. Karena jagoannya dikalahkan pasangan SBY-Boediono, Gerindra pun memilih beroposisi. Dalam 2 kali keikutsertaannya dalam pemilu pun Gerindra menonjolkan sosok Probowo.

Dari sisi institusi, Gerindra bukan apa-apa dibanding Golkar. Tapi, dari sisi ketokohan, tidak seorang pun tokoh Golkar yang melampaui elektabilitas Prabowo. Dengan mudah bisa ditebak, bila Gerindra dan Golkar berkoalisi, maka Prabowo yang diajukan sebagai capresnya. Dan, berhubung belum seorang pun dari Golkar yang memiliki elektabilitas lebih baik dari ARB, maka ARB akan diusulkan menjadi pasangan Prabowo.

Di pihak lain SBY tengah galau menentukan arah koalisi. Untuk bergabung dengan PDIP, SBY memiliki hubungan buruk dengan dengan Megawati. Untuk mencalonkan salah seorang dari sebelas peserta konvensi sebagai capres jelas sangat tidak mungkin karena tidak seorang pun di antara mereka yang berelektabilitas di atas 10 %. Sedang untuk mendukung Prabowo, SBY pun memiliki halangan terkait peristiwa 98. Bahkan dalam pidatonya sesaat setelah aksi teror Ritz-Marriott, SBY secara tidak langsung menuding Prabowo sebagai “Drakula” penyebar maut pelaku kejahatan pembunuhan dan penghilangan orang yang belum tersentuh hukum. Namun, posisi Golkar yang lentur bisa menjadi penengah bagi SBY untuk bergabung bila nanti Golkar mendukung Prabowo sebagai capres.

Masuknya Demokrat ke dalam gerbong Golkar-Gerindra akan mendorong PAN untuk lebih tegas mengambil sikap dukungannya terhadap pencapresan Prabowo. Tidak hanya itu, PPP pun bisa terdorong untuk mengambil sikap mendukung Prabowo. Sebagaimana terberitakan ada tiga kubu dalam PPP, satu kubu mendukung Prabowo, satu kubu mendukung Jokowi, dan kubu lainnya mendukung bakal capres asal Demokrat. Jadi, dari hitung-hitungan itu ada dua kubu yang segaris yang akan mendukung Prabowo. Tidak hanya itu PKB yang sudah rapat dengan PDIP pun bisa saja melintir untuk menyeberang mendukung Prabowo. Inilah efek Prabowo-Golkar di tingkat elit politik yang bisa bikin Jokowi kliyengan (pusing 7 keliling)

Lalu, bagaimana dengan PKS? Mengingat rekam jejak PKS sangat buruk bagi PDIP, Jokowi, dan juga pendukung Jokowi non-PDIP, maka sudah bisa dipastikan PKS tidak mungkin mendukung Jokowi. Di sisi lain dengan bergabungnya Demokrat ke kubu Prabowo yang didukung Golkar maka keinginan PKS untuk ikut bergabung pun kadas. Demokrat trauma terhadap perilaku buruk PKS dengan kekuatan lobinya pastinya akan menghalang-halangi masuknya PKS ke dalam koalisi.

Jika demikian, pilpres 2014 hanya akan diikuti 2 pasang calon presiden dan calon wakil presiden. Jokowi dengan cawapresnya melawan Prabowo dengan pasangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun