Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dua Kompasianer Ini Masih (Saja) Waras

2 April 2013   10:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:52 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tanggal 1 April sudah berlalu. Kompasiana pun tidak lepas dari budaya kejutan-kejutan itu. Di awali dengan Breking News Abraham Samad Mundur Dari KPK yang diposting Pakde Kartono pria terkeren se jagad raya dan dilanjutkan dengan Mantan Presiden PKS Akhirnya Dibebaskan KPK oleh Agus Sutondo. Membaca dua artikel tersebut beserta komen-komennya membuat saya terbahak.
Tapi, kalau diperhatikan kejutan mereka tersebut masih rasional. Akhir-akhir ini Abraham Samad banyak diisukan akan didepak dari KPK. Tentu saja bagi insan anti korupsi gosip tersebut sangat tidak diharapkan, mungkin hanya koruptorlah yang menginginkannya. Demikian juga dengan kebebasan LHI. Selama ini belum ada satu pun tersangka KPK yang dibebaskan. Jadi kalau, berita tersebut benar, maka inilah pertama kalinya KPK membebaskan tersangka. Sebagai mana koruptor yang menghendaki hengkangnya Abraham Samad, para pendukung LHI pun berharap April Mop Agus Sutondo itu benar-benar menjadi kenyataan.
Kedua kompasianer itu berhasil dengan April mop-nya kerena memublikasikan isu yang sedang dipercakapkan. Apalagi keduanya dengan tulisannya telah membelokkan perhatian kompasianer dari KLB.

Coba saja kalau April mop yang mereka tuliskan itu masih sekitar KLB mungkin tidak selucu ini.
Andai saja judul artikel mereka seperti ini. “(Breking News) Ketum PD Dimarahi Ketua Dewan Pembinanya”. Pasti dari judulnya saja sudah tidak menarik, bahkan membingungkan. Sama membingungkannya dengan melihat tayngan kedatangan SBY ke Cikeas, kita sama-sama tidak tahu maksud kedatangannya itu. Apakah SBY sekedar pulang ke rumah pribadinya, atau karena SBY dipanggil menghadap ketua dewan pembinanya.

Lalu, apakah pemanggilan tersebut dikarenakan dewan pembina yang diketuai oleh SBY menilai ketua umumnya gagal meningkatkan tingkat keterpilihan PD. Dan, apa pembelaan ketua umum dalam menjawab turunnya tingkat keterpilihan itu. Apakah SBY akan mengatakan, “Satu persen saja elektabilitas PD turun karena saya, gantung Ibas di Monas. Terus apa kata Ibas, apakah dia akan mengadukan ketua umumnya kepada ketua dewan pembina dan meminta bapak dan ibunya untuk memecat SBY.
Nah, karena Pakde dan Agus tidak memilih tema PD itulah maka keduanya masih bisa, sekali lagi masih bisa, dibilang waras. Jadi, kalau di dunia ini konon ada 450 juta yang menderita penyakit jiwa, paling tidak kedua kompasianer ini bukan termasuk ke dalamnya. Entah bagi para komentatornya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun