Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Diskriminatif UEFA dalam Menyikapi Tragedi Dhaka dan Istanbul

3 Juli 2016   13:48 Diperbarui: 3 Juli 2016   15:34 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim nasional Turki saat kualifikasi Euro. Dailysabah.com

Ada yang berbeda dengan penampilan timnas Italia saat menghadapi timnas Jerman pada Sabtu 2 Juli 2016 kemarin. Dalam pertandingan perempat final Piala Eropa 2016 itu, kesebelas pemain Italia melilitkan pita hitam di lengan kirinya.  

Dan sebelum pluit kick off ditiupkan kedua tim yang akan berlaga terlebih dahulu mengheningkan cipta. Bukan hanya kedua tim, puluhan ribu penonton yang memadati Stadion Matmut Atlantique pun turut berdiam diri. Suasana stadion yang terletak di kota Bordeaux yang semula hingar pun mendadak senyap.

Pita hitam di lengan kiri pemain dan ritual mengheningkan cipta yang kerap kali dilakukan sebelum pertandingan dimulai. Keduanya merupakan simbol solidaritas dunia sepak bola atas sebuah musibah yang baru saja terjadi. Kadang keduanya menandakan telah berpulangnya salah seorang tokoh sepak bola internasional. Kadang juga menyimbolkan rasa keprihatinan atas sebuah tragedi kemanusiaan

Pemakaian pita hitam oleh pemain timnas Italia dan ritual mengheningkan cipta yang dilakukan pagi tadi waktu Indonesia itu menyimbolkan sikap solidaritas dunia sepak bola bagi para korban serangan teroris di Dhaka, Bangladesh. 

Terlebih, dalam aksi teror yang terjadi beberapa jam sebelum pertandingan dimulai itu telah menewaskan 9 warga negara Italia. Lewat upacara mengheningkan cipta itu, UEFA menyampaikan salam dukanya kepada keluarga korban dan kepada Bangladesh.

Namun, sikap berbeda dilakukan UEFA atas serangan teroris yang terjadi beberapa hari sebelumnya. UEFA justru melarang pemakaian pita hitam dan upacara berkabung di tengah lapangan pasca serangan bom di Bandara Ataturk, Istanbul, Turki pada 28 Juni 2016. Alasannya, karena aksi teror di Turki tidak terkait dengan sepak bola. 

Karenanya saat pertandingan Inggris melawan Islandia yang berlangsung beberapa jam setelah tragedi tersebut, panitia tidak menyisipkan upacara mengheningkan cipta di antara kumandang lagu kebangsaan kedua tim dan peluit kick off. Padahal, dalam serangan di Turki tersebut diketahui 28 orang dinyatakan tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.

Serangan teroris di Turki memang terjadi berulang-ulang dalam setahun belakangan ini. Sejak pertengahan 2015 sampai Juni 2016 hampir setiap bulan negara yang dipimpin oleh Presiden Erdogan itu mendapati serangan teror. 

Bisa dikatakan, Turki menjadi satu-satunya negara yang tidak berkonflik yang kerap mengalami serangan bom. Atas serentetan aksi teroris itu pemeritah Turki menuding ISIS sebagai pelakunya.

Alasan UEFA yang mengatakan teror di Istanbul tidak terkait sepak bola juga sangat menggelikan. Bukankah serangan di Dhaka pun tidak terkait sepak bola. Demikian juga dengan serangan teror di Paris, Perancis yang terjadi pada 13 November 2015. Dalam aksi teror yang menewaskan puluhan warga sipil itu, UEFA menyampaikan belasungkawanya.

Ketika bom bunuh diri meledak di bandara Ataturk, memang kesebelasan Turki telah angkat koper setelah tersingkir dari babak penyisihan grup. Sementara saat serangan di Bangladesh, timnas Italia masih berada di Perancis dan baru akan memulai duel hidup matinya melawan Jerman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun