Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ahok Mungkin Saja Tumbang di Pilkada DKI

4 Oktober 2016   16:38 Diperbarui: 4 Oktober 2016   19:42 4868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Siang ini Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil surevi terbarunya terkait Pilgub DKI 2017. Menurut LSI, Ahok sebagai calon petahana berpotensi kalah. LSI, beralasan elektabilitas Ahok yang mengalami penurunan sejak Maret 2016 lalu. Selain itu, selisih antara Ahok dengan pesaingnya pun kurang dari 20%. Karuan saja, LSI pun langsung dibuli oleh para netizen.

Menurut survai yang digelar pada 28 September-2 Oktober 2016 elektabilitas Ahok-Djarot nyangkut di angka 31,1%. Sementara pesaingnya, Anies-Sandi bertengger di posisi kedua dengan 21,1%. Posisi Anies-Sandi ini ditempel ketat oleh Agus-Sylvi dengan 19,3%.

Kalau mengacu pada hasil survei sebelumnya, survei yang dirilis oleh LSI ini sama sekali tidak mengejutkan. Karena sebenarnya potensi kekalahan Ahok sudah terbaca sejak lama. Setidaknya sejak CSIS merilis hasil surveinya pada Januari 2016 lalu. Sayangnya ketika itu banyak media dan pegamat yang kurang jeli membacanya. Karena ketidak jelian itu, maka berserakan judul-judul berita dan opini pengamay yang mengatakan Ahok bakal menang mudah.

Padahal, kalau survei CSIS itu dibaca lebih utuh seperti yang ditulis dalam artikel “Siapa Bilang Ahok Bakal Menang Mudah Dalam Pilgub DKI 2017”, terlihat jelas kalau Ahok bakal kesulitan memenangi Pilgub DKI 2017. Jadi, apanya yang aneh dengan rils survei LSI yang menyebut Ahok berpotensi kalah itu?

Masalahnya, sulit sekali dalam kontestasi Pilgub DKI 2017 ini untuk mempercayai begitu saja hasil survei. Seperti yang banyak ditulis sebelumnya, banyak sekali kejanggalan yang ditemukan pada sejumlah rilis surve.

Kalau tidak percaya dengan survei, maka satu-satunya yang bisa dipercayai hanyalah pengamatan. Toh, seperti yang ditulis di Kompasiana sekitar 3 tahun lalu, hasil survei biasanya sebelas-dua belas dengan hasil pengamatan.

Ada tiga pertanyaan.

1. Menurut pengamatan, apa merek pasta gigi yang paling banyak dikonsumsi oleh tetangga-tetangga di sekitar rumah teman-teman?
2. Menurut pengamatan, apa merek obat masuk angin yang paling banyak dikonsumsi oleh tetangga-tetangga di sekitar rumah teman-teman?
3. Menurut pengamatan, apa merek rokok filter yang paling banyak dikonsumsi oleh tetangga-tetangga di sekitar rumah teman-teman?

Untuk pertanyaan pertama pastinya akan mudah menjawabnya. Untuk pertanyaan kedua dijawab dengan ragu-ragu. Dan, menjawab “tidak tahu” untuk pertanyaan ketiga. Oke, sekarang bandingkan jawabannya dengan link ini.

Tingkat persaingan rokok memang paling sulit dideteksi hanya dengan sekadar pengamatan. Kesulitan itu karena hampir setiap perokok memiliki merek favoritnya. Dan, untuk rokok yang laris dibeli setiap penjual, entah itu warung, minimarket, atau pengasong tidak bakal sama. Itulah sebabnya produsen rokok terkenal menggelar survei pasar setidaknya 2 tahun sekali.

Begitu juga dengan Pilgub DKI 2017. Hanya dengan mengamati sikap warga Jakarta terhadap Ahok, sudah bisa diraba kalau pasangan petahana ini bakal kesulitan memenangi suara pemilih. Indikasinya jelas, sikap penolakan terhadap Ahok yang nampak begitu jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun