Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilpres 2024: Ganjar Pranowo Bukan Capres "BLT"

16 Februari 2023   16:44 Diperbarui: 16 Februari 2023   16:45 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganjar Pranowo (Sumber CNNIndonesia.com)

Banyak yang berpikir jika dukungan Jokowi kepada capres bagaikan jimat yang harus dikalungkan di leher. Dan, dengan jimat itu, capres dan pasangan cawapresnya bisa memenangi Pilpres 2024. Padahal tidak demikian. Dukungan Jokowi bisa saja menjadi kutukan yang membawa malapetaka.

Kenapa Jokowi Diantre Capres?

Lembaga Survei Indonesia (LSI) versi Denny JA merilis survei terbarunya terkait 'Efek Dukungan Jokowi Terhadap Elektabilitas Pasangan Capres'. Dalam survei tersebut dijelaskan Jokowi mempengaruhi elektabilitas pasangan Capres hanya di bawah dua persen.

Survei LSI ini dengan menggunakan 1.200 responden yang diwawancarai secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. ini dilakukan pada tanggal 10 sampai 19 Oktober 2022.

Jika mengacu pada survei LSI di atas, efek Jokowi terhadap jagoannya sangat kecil dan sangat tidak signifikan.

Berbeda jika menggunakan hasil survei Litbang Kompas. Menurut survei Kompas, sebanyak 59,2 persen pemilih Jokowi pada Pilpres 2019 yang akan menjatuhkan pilihannya pada pasangan yang mendapat dukungan Jokowi. Sisanya, yaitu 36,6 persen responden menjawab tidak yakin.

Survei Litbang Kompas ini digelar pada 6 sampai 8 Desember 2022 dengan mengambil 502 responden dari 34 provinsi. 

Jika mengacu pada hasil survei Litbang Kompas, dukungan Jokowi kepada capres memiliki pengaruh yang cukup besar. Jika pada Pilpres 2019 Jokowi meraih 85.607.362 suara, berarti pada Pilpres 2024 nanti, Jokowi akan menyumbang lebih dari 50 juta suara bagi pasangan capres-cawapres yang didukungnya.

Angka yang diungkap oleh Litbang Kompas tersebut pastinya cukup menggiurkan bagi setiap pasangan capres. Tak heran bila sejumlah capres mencoba mendekati Jokowi dan meminta dukungannya. Prabowo Subianto, misalnya.

Jika berhasil mengantongi dukungan Jokowi, langkah Prabowo untuk menduduki kursi RI 1 bakal berjalan lebih mulus. Sebab, pertama, Partai Gerindra yang dalam Pileg 2019 berhasil meraup 12,57 persen suara dan 75 kursi hanya membutuhkan dukungan 1 partai untuk memenuhi presidential threshold. Kedua, dari 17.594.839 suara yang diraih Gerindra pada Pileg 2019 pastinya termasuk suara loyalis Prabowo.

Apakah langkah Jokowi Mania (JoMan) yang membubarkan Ganjar Pranowo Mania dan kemudian mengalihkan dukungannya pada Prabowo Subianto karena kalkulasi di atas? Lalu, bagaimana dengan loyalis Jokowi lainnya yang juga bersikap seperti JoMan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun